Oleh: Wira Mandiri Bachrun
Pernahkah Anda membaca pesan via friendster yang berisi cerita kasih seorang ibu? Dikisahkan di sana, seorang anak menyodorkan secaring tagihan kepada ibunya setelah dia selesai menyelesaikan pekerjaannya. Dia menuntut upah. Sambil tersenyum, ibunya membalas tagihan tersebut dengan secarik kertas yang lain. Tagihan juga. Di sana tertulis “Ongkos mengandungmu … Gratis, ongkos melahirkanmu… Gratis, dst”.
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita itu, kasih sayang orang tua –terutama ibu-memang luar biasa. Orang tua telah mengurusi kita sejak dari dalam kandungan. Kemudian kita lahir, merekalah yang merawat kita. Mereka berupaya agar kita segera sembuh, begitu kita sakit. Menjaga tidur-tidur kita agar senantiasa nyenyak. , dan berbagai kebaikan lainnya yang tidak akan bisa dihitung. Karena itu berbakti kepada orang tua termasuk amalan shalih yang tinggi kedudukannya di sisi Allah.
Dulu seseorang datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wahai nabi, apakah amalan-amalan yang paling utama dicintai oleh Allah?”. Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua dan berjihad di jalan-Nya”.
Di sini nabi telah menempatkan kedudukan berbakti kepada orang tua lebih tinggi daripada jihad di jalan Allah.
Karena jasa-jasa kedua orang tualah mereka diberikan kedudukan yang tinggi oleh Allah sehingga keridhaan dan kemurkaan Allah dikaitkan dengan keridhaan serta kemurkaan orang tua terhadap anak.
Karena jasa-jasa kedua orang tualah mereka diberikan kedudukan yang tinggi oleh Allah sehingga keridhaan dan kemurkaan Allah dikaitkan dengan keridhaan serta kemurkaan orang tua terhadap anak.
Rasulullah bersabda, “Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua”. Oleh karena itu, janganlah sampai kita membuat murka bapak dan ibu.
Di dalam berbakti kepada orang tua, hendaknya kita menempatkan posisi seorang ibu di atas seorang bapak. Bahkan ibu memiliki derajat yang tiga kali lebih tinggi dibandingkan bapak.
Seseorang dahulu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’, Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi? ‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Bapakmu’ “
Seseorang dahulu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’, Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi? ‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Bapakmu’ “
Dijelaskan oleh para ulama bahwa kedudukan ibu menjadi tiga kali lebih tinggi dari ayah karena tiga perbuatan baik ibu yang tidak dilakukan oleh bapak.
• mengandung
• melahirkan
• menyusui
• mengandung
• melahirkan
• menyusui
Hal ini disebutkan pula di dalam Al-Quran,
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya”(Al-Ahqaf:15)
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya”(Al-Ahqaf:15)
Anda masih di kampung halaman? Berkumpul bersama orang tua dan segenap sanak saudara? Bingkisan apa yang akan Anda persembahkan kepada ibu bapak tahun ini?
0 comments:
Post a Comment