Share
div id='fb-root'/>

Saturday, December 3, 2011

Nama-Nama Julukan Bagi Para Malaikat

Share on :


Masjid 66
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Nama-nama Malaikat telah banyak disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Secara umum, nama-nama Malaikat ini dibagi menjadi dua kelompok, yakni
  1. Nama-nama umum atau nama julukan yang Allah Ta’alaberikan kepada para Malaikat-Nya yang mulia
  2. Nama-nama khusus, seperti Jibril, Mikail, Malaikat Maut, dan yang lainnya.
Berikut ini adalah nama-nama umum untuk para Malaikat yang disebutkan dalam al-Qur’an. Semoga bermanfaat.
Pertama:  الرُّسُلُ Ar-Rusul (utusan)
Allah Ta’ala menamai para Malaikat-Nya dengan ar-rusul (utusan) dalam banyak ayat. Diantaranya adalah firman-Nya:

اَللهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ (75)

“Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Hajj: 75)

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً … (1)

“Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan).” (QS. Al-Fathir: 1)

قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُوْنَ (31)
قَالُوْا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِيْنَ (32)
لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِيْنٍ (33)

Ibrahim bertanya, “Apakah urusanmu, wahai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth). Agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 31-33)
Dan masih ada lagi ayat-ayat lainnya yang semakna dengan ayat di atas.
Kedua: السَّفَرَةُ As-Safaroh (duta)
Allah Ta’ala juga menamai Malaikat-Nya dengan as-safaroh (duta), sebagaimana dalam firman-Nya:

بِأَيْدِي سَفَرَةٍ (15) كِرَامٍ بَرَرَةٍ (16)

“Di tangan para utusan (Malaikat). Yang mulia lagi berbakti.” (QS. ‘Abasa: 15-16)
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ،
وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيْدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

“Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an dan menghafalnya adalah dia sedang bersama para duta (Malaikat) yang mulia. Sedangkan perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an dengan sungguh-sangguh dan mengalami kesulitan (dalam membacanya) adalah dia mendapatkan dua pahala.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, IV/1882 dan Muslim, I/55)
Dalam redaksi yang lain disebutkan:

أَلْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ،
وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan bersama bersama para duta (Malaikat) yang mulia lagi terpuji. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan sulit membacanya, maka baginya dua pahala.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4937 dan Muslim, no. 798).
Ibnu Jarir ath-Thobari rahimahullah mengatakan, “Yang benar, maksud as-safaroh adalah para Malaikat. As-safaroh sendiri berarti duta antara Allah Ta’ala dan makhluk-Nya. Dikatakan -dalam bahasa Arab- bahwa as-Safiir adalah orang yang berusaha mendamaikan dan melakukan kebaikan di antara manusia.” (Tafsiir Ibnu Jarir, XXX/54. Lihat pula Ma’aanil Qur’an, karya al-Farraa’, III/236).
Ketiga: الْجُنُوْدُ Al-Junuud (pasukan)
Di antara nama Malaikat yang shohih adalah al-junuud (pasukan), sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

ثُمَّ أَنْزَلَ اللهُ سَكِيْنَتَهُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ
وَأَنْزَلَ جُنُوْدًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِيْنَ (26)

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah: 26)

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُوْدٌ
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا وَجُنُوْدًا لَمْ تَرَوْهَا
وَكَانَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًا (9)

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ahzaab: 9)
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa al-junuud (pasukan) yang Allah Ta’ala turunkan untuk orang-orang Mukmin dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Malaikat. (Tafsir Ibni Katsir, II/346)
Banyak hadits yang menunjukkan bahwa bala tentara yang tidak mereka lihat itu tidak lain adalah Malaikat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

فَذَهَبْتُ فَدَخَلْتُ فِي الْقَوْمِ وَالرِّيْحُ وَجُنُوْدُ اللهِ تَفْعَلُ مَا تَفْعَلُ

“Aku pun pergi dan menyusup ke kelompok musuh, sedang ketika itu angin dan pasukan Allah sedang melakukan sesuatu.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, V/392, dengan sanad yang shohih).
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia mengatakan,

فَلَمَّا رَجَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْخَنْدَقِ
وَضَعَ السِّلاَحَ فَاغْتَسَلَ
فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ وَهُوَ يَنْفُضُ رَأْسَهُ مِنَ الْغُبَارِ،
فَقَالَ: وَضَعْتَ السِّلاَحَ؟ وَاللهِ مَا وَضَعْنَاهُ.

“Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dari perang Khondaq, beliau meletakkan senjatanya lalu mandi. Kemudian datanglah Jibril dan ketika itu sedang membersihkan kepalanya dari debu. Jibril mengatakan, “Engkau meletakkan senjata? Demi Allah, kami (para Malaikat) belum meletakkannya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, IV/1510 dan Muslim, III/1389).
Keempat: الْمَلَأُ اْلأَعْلاَ Al-Mala-ul A’laa (kelompok yang mulia lagi tinggi)
Al-Mala-ul A’laa termasuk di antara nama yang Allah Ta’ala berikan kepada Malaikat, sebagimana firman-Nya:

لاَ يَسَّمَّعُوْنَ إِلَى الْمَلَإِ الأَعْلَى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8)

“Syaithon syaithon itu tidak dapat memperdengarkan (pembicaraan) para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.” (QS. Ash-Shaaffaat: 8)

مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الأَعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُوْنَ (69)

“Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-Mala-ul A’la (Malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.” (QS. Shaad: 69).
Al-Mala’ artinya adalah kelompok. Allah Ta’ala menisbatkan sifat a’la (tinggi) kepada para Malaikat karena mereka termasuk penghuni langit. Jadi, maksud al-Mala-ul A’la adalah para Malaikat. Kata al-Mala’ sendiri sebenarnya ditujukan kepada setiap kelompok yang telah bersepakat atas suatu hal. Akan tetapi, kata al-Mala-ul A’la khusus digunakan untuk Malaikat dan tidak dipergunakan untuk selainnya.
Kelima: الأَشْهَادُ Al-Asyhaad (para saksi)
Di antara julukan yang Allah Ta’ala berikan kepada para Malaikat adalah Al-Asyhaad, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُوْنَ عَلَى رَبِّهِمْ
وَيَقُوْلُ اْلأَشْهَادُ هَؤُلاَءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلَى رَبِّهِمْ
أَلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ (18)

“Dan siapakah yang lebih zholim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka, dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zholim.” (QS. Huud: 18)
Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Al-Asyhaad (para saksi) adalah para Malaikat.” (Tafsiir al-Qurthubi,IX/18)
Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan, “Al-Ashaad adalah jamak dari syaahid, sebagaimana halnya al-Ashhaab merupakan bentuk jamak dari shaahib. Ia meriwayatkan dengan sanadnya dari Mujahid, Qatadah, dan al-A’masy bahwa yang dimaksud dengan al-Asyhaad adalah Malaikat.” (Tafsiir Ibni Jarir, XII/20)
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ آَمَنُوْا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُوْمُ الأَشْهَادُ (51)

“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (pada hari Kiamat).” (QS. Al-Mu’min: 51)
Ibnu Katsir mengatakan, “Al-Asyhaad adalah Malaikat.” (Tafsiir Ibni Katsir, IV/84)
Demikianlah penjelasan nama-nama umum atau julukan yang Allah Ta’ala berikan kepada para Malaikat-Nya. Apabila kita mengkaji al-Qur’an lebih dalam, mungkin saja kita akan mendapatkan nama-nama yang bersifat umum lainnya.
Nas alullaaha wal 'aafiyah.
attaubah.com

1 comments:

minta tolong untuk mem-posting nama julukan/nama lain dari malaikat jibril,mikail,izrofil,isroil,mungkar,nakir,rokib,atid,malik,ridwan. thanks before

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More