Sebuah kisah dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam beserta sahabatnya Abu Bakar As Sidiq.
Suatu ketika dalam perjalanan ke Madinah, Rasululllah dan Abu Bakar bersembunyi di gua tsur. Rasulullah tidak terbiasa menaiki tempat seperti itu. Tempat itu diimpit bebatuan runcing dan tajam sedangkan beliau tidak beralas kaki. Kaki beliau pun terluka parah. Melihat hal itu, Abu Bakar menuntun Rasulullah hingga mulut gua. Ketika Rasulullah akan masuk, Abu Bakar mencegahnya dan berkata,:Janganlah engkau masuk hingga aku masuk terlebih dahulu.”
Abu Bakar masuk dan meraba-raba rongganya. Ia mendapati tiga lubang kecil. Disobeknya kain untuk menutupi satu lubang dan dua lubang yang lain ditutup dengan kedua kakinya karena khawatir jika lubang itu adalah sarang binatang buas. Kemudian ia mengundang Rasulullah untuk masuk. Karena sangat letih, beliau tertidur.
Kekhawatiran Abu Bakar terbukti, disalah satu lubang yang ia tutupi dengan kakinya terdapat ular berbisa. Kaki Abu Bakar dipatuk. Namun, dalam keadaan demikian ia tidak menarik kakinya agar ular itu tidak keluar dari tempatnya kemudian membangunkan rasulullah. Karena rasa sakit yang begitu hebat, Abu Bakar tidak kuasa menahannya dan air mata kesakitan menetes di wajah Rasulullah. Beliau terkejut dan bangun.
Ketika beliau mengetahui kaki Abu Bakar dipatuk ular, maka beliau mengobati luka itu hingga sembuh.
Saat siang menjelang,cahaya pun masuk ke gua. Rasulullah melihat Abu Bakar tidak lagi memakai bajunya. Ketika ditanya Abu Bakar pun menceritakan tentang bajunya yang disobek untuk menutup lubang dalam gua. Rasulullah mengangkat tangan beliau sambil berdoa “ Ya Allah, jadikan Abu Bakar sederajat denganku di Hari Kiamat.”
Subhanallah,..begitu besar kekuatan ukhuwah hingga mengantarkan ia melihat wajah Allah.
Rasulullah bersabda: “laa yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih”. Tidak beriman seorang diantara kamu hingga mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.
Belajar dari kisah persahabatan di atas, Abu Bakar berusaha menjaga kenyamanan Rasulullah, mengutamakan beliau serta mencintai beliau lebih dari mencintai diri sendiri sampai dia rela mengorbankan diri. Dengan pengorbanan dan kecintaan kepada Rasulullah, Rasulullah pun mencintainya dan mendoakan kebaikan untuknya.
Akankah ukhuwah kita dengan sesama seperti itu?
Salah satu golongan yang akan dinaungi oleh ALLAH pada saat hari kiamat adalah dua orang yang bertemu dan berpisah karena Allah. Jika ukhuwah itu dilandasi dengan ketaqwaan, maka ketika dia bertemu dengan saudaranya, dia akan mengingat Allah.
Ada beberapa cara agar ukhuwah makin erat, antara lain:
- Katakanlah jika engkau mencintainya. Rasulullah terbiasa berkata:”Uhibbuka fillah” kepada sahabatnya.
- Berilah hadiah. Rasulullah bersabda “tahaadu tahaabbu”,saling memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling mencintai. Dengan memberi hadiah akan terjalin kedekatan hati.
- Menghibur saat sedih,mendengarkan dengan perhatian ketika sedang berbicara .
- Husnudzon, berbaik sangka terhadap saudara kita. Inna ba’ada dzanni itsmu. Sesungguhnya prasangka itu adalah dosa.
- Saling menolong dalam kebaikan. ….tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa…
- Itsar, mengutamakan kepentingan saudara kita demi kebaikan
- Saling mendoakan. Rasulullah bersabda.”Tidaklah seorang hamba muslim yang mendoakan (kebaikan) untuk saudaranya yang tidak sedang bersamanya kecuali malaikat berkata “semoga engkau mendapat yang semisalnya.” Ketika bertemu saudara kita, mengucapkan “assalamu’alaykum, barakallahu fiik, jazakallahu khairan” dsb juga merupakan doa yang akan membahagiakan hatinya.
- Saling menasihati. Nasihat merupakan salah satu bentuk kepedulian karena kita menghendaki kebaikan kepada saudara kita.”...saling menasihati supaya menaati kebenaran dan kesabaran.”
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa” (QS Az Zukhruf 67)
Khusnul Rofiana
3-1-2013
@green room Tambakbayan
0 comments:
Post a Comment