Share
div id='fb-root'/>

Tuesday, April 23, 2013

Faidah dan Buah Keimanan (Catatan Kajian Syaikh Abdurrazzaq Al Badr)

Share on :

#Diantara Faidah Tabligh Akbar bersama Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr di Masjid Jami' Al Ihsan Markaz Islamy Bangkinang Kabupaten Kampar Riau#



Tema " Pengaruh Iman terhadap Pribadi dan Masyarakat "
Majelis ini adalah karunia dari Allah, oleh karena itu puji dan syukur hanya untukNya. Tema kali ini adalah " Pengaruh Iman terhadap Pribadi dan Masyarakat ". Ini adalah hal yang sangat penting. Dengan mengetahui buah dan faidah dari keimanan, maka seseorang pasti akan beribadah dan taat lebih sungguh-sungguh dari sebelumnya. 

Allah berfirman: yang artinya, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24-25). 

Ibnu Sa’di berkata, “Allah mengumpamakan kalimat iman yang merupakan kalimat terbaik dengan sebuah pohon yang merupakan pohon terbaik yang disifati dengan sifat-sifat yang terpuji, akarnya menghujam kokoh, tetap tumbuh, buahnya senantiasa setiap waktu dan setiap saat, ia memberi manfaat-manfaat yang bermacam-macam dan buah-buah yang berguna bagi pemiliknya.” 

Jika iman diibaratkan pohon terbaik, dan pohon memiliki akar, batang, cabang dan buah, dan ia merupakan pohon terbaik maka semua itu merupakan yang terbaik pula, maka iman juga demikian. Iman itu ibarat pohon yang penuh berkah, yang akarnya kuat terhunjam di bumi, berdiri tegak badannya, dan setiap waktu bermanfaat untuk orang-orang yang di sekitarnya. Inilah perumpamaan seorang mukmin, ibarat Pohon kurma, setiap bagiannya bermanfaat. Pohon iman adalah pohon yang terhunjam dalam hati mukminin. Yang namanya iman itu tidak akan tumbuh, kecuali di atas prinsip2 yang agung. Iman kepada Allah, malaikat, kitab, Rasul, Kiamat, Takdir yang Baik dan Buruk. 

Allah Ta’ala berfirman dalam firman-Nya:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Baqarah: 177)

Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286:

ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ {285} لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

ARTINYA : “Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),’Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,’ dan mereka mengatakan,’Kami dengar dan kami ta'at.’ (Mereka berdoa),’Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali, [Al Baqarah 285]’ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):"Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.[Al Baqarah: 286]” 

Pohon-pohon iman tidak tumbuh, kecuali ada cabang-cabang iman.

Diantara cabang keimanan:

Islam itu dibangun atas lima perkara: bersyahadat tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah, dan berpuasa Ramadhan.

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ p، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ a يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ. 

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhuma, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, 'Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan." (HR. al-Bukhari dan Muslim).*

Tidaklah seorang perzina beriman, ketika berzina. Tidaklah seorang pencuri beriman, ketika mencuri .

Bagian dari pohon iman adalah akhlaq dan adab. Tidak ada akhlaq dengan bentuknya yang paling indah dengan bagan2nya yang paling baik kecuali dalam islam. 

“Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad)

Yang paling banyak memasukkan ke dalam surga adalah akhlaq yang baik. Dalilnya: Abu Hurairah radhiyallahu 'anh berkata:
سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ n عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ، قاَلَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، قَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ
“Rasulullah ditanya tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga. Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan budi pekerti yang baik.’ Ketika ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, beliau jawab, ‘Mulut dan kemaluan’.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 289, 

Yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku” (HR. Tirmidzi 3895, ia berkata: ‘Hasan gharib shahih’).

Cabang-cabang Iman 

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam menetapkan bahwa iman memiliki cabang-cabang, 

الإيْمَانُ بضْعٌ وَسَبْعُونَ أوْ بضْعٌ وَستونَ شُعْبَةً ، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاإلهَ إلا الله وَأَدْناهَا إمَاطَةُ الأَذَى عَن الطَريْق وَالحَياءُ شُعْبَةٌ منَ الإيْمَان . 

“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan ‘La ilaha illallah’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” Diriwayatkan oleh Muslim. 

Cabang keimanan yang lainnya adalah malu. Sangat besar keutamaannya malu ini. Dari Abu Mas'ud, ia berkata bahwa Uqbah berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إن مما أدرك الناس من كلام النبوة [الأولى/1316]: إذا لم تستحي فاصنع ما شئت

"Sesungguhnya di antara kalimat kenabian pertama yang sampai ke tengah-tengah manusia adalah: “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu”."

(Shahih)-Ash Shahihah (684), Al Irwa’ (2673): [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiya’, 54-Bab Hadatsana Abul Yaman]

Iman ini apabila seseorang mendapatkan taufik ini, maka sungguh besar faidah-faidahnya. Kalau iman tadi diibaratkan sebagai pohon kurma. Jika pohon kurma tidak mendapatkan perhatian, tidak disiram dan tidak dipupuk maka akan menjadi pohon kurma yang layu dan tidak berbuah lebat. begitu juga sebaliknya.

Diantara buah keimanan:
1. Orang yang beriman, insyaAllah akan mendapat pahala besar di akhirat kelak. Allah berfirman: “Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)

Diantara buah keimanan:
2. kita akan mendapat perlindungan dari Allah. Allah adalah wali/penolong buat orang2 beriman. Ingatlah, orang2 yang menjadi wali Allah itu tidak perlu takut, karena beriman dan bertakwa kepada Allah akan mendapatkan perlindungan. Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka dia telah mengumumkan perang denganKu (Allah). Kita harus beruntung menjadi wali2 Allah karena beriman dan bertakwa padaNya. 

Diantara buah keimanan:
3. Orang beriman itu selalu dalam kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Diantara buah keimanan:
4. Iman ini bisa digunakan untuk mengadu. Orang yang beriman akan selalu merasa bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan selalu berdoa kepada Allah agar ditambahkan nikmatnya, dan ketika diuji dia merasa tentram, karena dia yakin itu akan menaikkan derajatnya. Orang yang berbuat maksiat, dia selalu optimis ketika melakukan maksiat, bahwa pintu taubat selalu terbuka, maka dia akan bersegera bertaubat.

Diantara buah keimanan:
5. Dia menjadi hiburan bagi orang-orang yang ditimpa musibah. Orang yang beriman itu pasti bersabar dan ridho ketika ditimpa musibah, dan mendapatkan hidayah dalam hatinya. Orang yang ditimpa musibah ada 3 golongan, golongan pertama adalah ketika ditimpa musibah bersabar dan mengucapkan "innalillahi wa inna'ilaihi raji'un", Golongan kedua adalah orang ridho terhadap musibah dari Allah, golongan ini lebih tinggi derajatnya dari golongan pertama. Golongan ketiga adalah golongan orang yang bersyukur ketika ditimpa musibah. Inilah golongan yang tertinggi untuk orang yang ditimpa musibah.

Diantara buah keimanan:
6. Iman adalah sumber ketenangan. Orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan dengan kezaliman, maka dia akan mendapatkan ketenangan. 

Diantara buah keimanan: 
7. Orang yang beriman itu akan terhalangi masuk ke neraka. Bisa jadi orang beriman yang timbangan kebaikannya lebih banyak, tidak akan disiksa terlebih dulu di neraka

Diantara buah keimanan: 
8. Akan mendapatkan kebaikan yang tiada terkira.

Di akhir kajian, syaikh berdoa untuk kebaikan muslimin...

Jogja, 22 April 2013
Semoga Allah Ta'ala mengampuni dia, istri, dan orangtuanya.


 Download rekaman kajian: Faidah dan Buah Keimanan

Senin 22 April 2013 pukul 20.00
Masjid Al Ihsan Islamic Center Kampar Bangkinang Riau
Penerjemah Ustadz Dr Dasman Yahya Ma'ali Lc MA
File Mp3 11MB Durasi 96 Menit 

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More