Wednesday, May 22, 2013
Hati-Hati dengan Penyakit ‘Ain
Hati-Hati dengan Penyakit ‘Ain
Al hafidz ibnu Hajar rahimahullah berkata
“Dan ‘ain itu
adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang
dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.” [Fathul Bari, 10/200].
Kebanyakan dari manusia tidak sadar bahwa penyakit ‘ain itu memang ada. Penyakit
‘ain adalah seseuatu yang benar-benar ada secara hakiki. Rasulullah shalalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat
mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta
untuk mandi maka mandilah.” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma].
Misalnya anak
kecil yang dipandang dengan penuh dengki karena kelucuannya dan begitu
menggemaskan maka ia bisa jatuh sakit atau terus-terusan menangis. Selain dari penglihatan,
hasad ternyata bisa terjadi melalui gambar atau hanya sekedar khayalan.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad (4:
153) berkata,
“Ain bukan
hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan
sesuatu lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak
kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya
lewat khayalan tanpa melihat.”
Syaikh Sholih Al Munajjid berkata, “Dari sini terlihat
bahwa ‘ain bisa ditimbulkan dengan melihat pada gambar seseorang secara
langsung atau melihatnya di TV. Bahkan bisa hanya dengan mendengar, lalu
dikhayalkan dan terkenalah ‘ain. Kita memohon pada Allah keselamatan.” (Fatwa
Al Islam Sual wal Jawab no. 122272)
Sehingga disarankan tidak memajang foto anak/saudara
kita di media sosial agar terhindar dari penyakit ini.
Cara mencegah penyakit ‘ain adalah:
1. Hendaknya
sebagai muslim, apabila seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari
saudaranya ia mendoakan keberkahan (misal mengucapkan Barakallahu fiik) kepada
saudaranya. Hal ini sesuai hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam “Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari
saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat hartanya yang
menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk saudaranya tersebut,
karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari
Abdullah bin ‘Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]
2.
Kunci utama agar terjauhkan dari ‘ain adalah
mendekatkan diri pada Allah dengan tawakkal pada-Nya, juga selalu rutinkan
dzikir setiap harinya agar diri dan anak kita selamat dari orang yang hasad
(dengki). Hanya kepada Allah tepat berlindung sebagaimana disebutkan dalam
surat Al Falaq, kita berlindung dari kejelekan orang yang hasad ketika ia
hasad.
Jika terkena penyakit ‘ain bisa diobati dengan cara
berikut:
1.
Meminta kepada orang yang memandang untuk mandi, kemudian
bekas air mandinya disiramkan kepada orang yang dipandangnya. Caranya
seperti dalam hadits berikut:
“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati
Sahl bin Hunaif ketika
ia sedang mandi, lalu Amir berkata:
Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya)
dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang
kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah
seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian
melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan
keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruhAmir untuk
berwudhu, Amir mencuci
wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam
sarungnya. Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk
menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.”
Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri:
Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.” [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl
bin Hunaif,Shahih Ibni Majah, no. 2828]
2.
Diruqyah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk
penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa.” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu]
Wallahu
a’lam
Hadanallahu
wa lakum
dikutip dari berbagai sumber
diselesaikan di Tambak Bayan, Sleman,
Yogyakarta
Ummu Hanif Ar Rofiana
1 comments:
Awesome information..
Keep writing and giving us an amazing information like this..
Post a Comment