Share
div id='fb-root'/>

Kaya tidak diukur dengan banyaknya harta

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bertakwa itu dimana saja

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”(HR Tirmidzi 1987)

Mudahkan Kesulitan Saudara Kita

“Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.”(HR Muslim 2699)

Segeralah Bertaubat

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133)

Bersemangatlah untuk Beramal Shalih

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl: 97)

Wednesday, June 27, 2012

Pentingnya Niat dalam Menuntut Ilmu

Di antara ibadah yang paling penting yang mudah mendekatkan seorang hamba pada Allah adalah tholabul ‘ilmi atau belajar ilmu agama. Sedangkan perkara yang amat penting yang perlu diperhatikan dan selalu dikoreksi adalah niat dalam belajar. Tidak ada kebaikan yang diperoleh jika seseorang ketika belajar malah ingin mencari ridho selain Allah. Oleh karena itu, para ulama sangat memperhatikan niatnya dalam belajar apakah sudah benar ataukah tidak karena jika tidak ikhlas, maka dapat mencacati ibadah yang mulia ini.
Sufyan bin ‘Uyainah pernah berkata,
طلبنا هذا العلم لغير الله فأبى الله أن يكون لغيره
“Kami menuntut ilmu awalnya berniat mencari ridho selain Allah. Kemudian Allah tidak ingin jika niatan tersebut kepada selain-Nya.”
Ulama salaf lainnya berkata,
طلبنا العلم وما لنا فيه كبير نية ، ثم رزقنا الله النية بعد .أي فكان عاقبته أن صار لله.
“Kami awalnya dalam menuntut ilmu tidak punya niatan yang kuat. Kemudian Allah menganuriakan kami niat yang benar setelah itu”. Maksudnya, akhirnya niatan kami ikhlas karena Allah.
Bagaimanakah niat yang benar dalam menuntut ilmu?
Syaikh ‘Abdus Salam Asy Syuwai’ir mengatakan bahwa ada tiga perkara yang mesti dipenuhi agar seseorang disebut memiliki niatan yang benar dalam menuntut ilmu.
Pertama: Menuntut ilmu diniatkan untuk beribadah kepada Allah dengan benar.
Kedua: Berniat dalam menuntut ilmu untuk mengajarkan orang lain. Sehingga para ulama seringkali mengatakan bahwa hendaklah para pria menguasai perkara haid agar bisa nantinya mengajarkan istri, anak dan saudara perempuannya.
Imam Ahmad ditanya mengenai apa niat yang benar dalam belajar agama. Beliau menjawab, “Niat yang benar dalam belajar adalah apabila belajar tersebut diniatkan untuk dapat beribadah pada Allah dengan benar dan untuk mengajari yang lainnya.”
Dari sini menunjukkan bahwa niat belajar yang keliru adalah  jika ingin menjatuhkan atau mengalahkan orang lain atau ingin mencari kedudukan mulia di dunia. Anas bin Malik berkata,
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ يُبَاهِي بِهِ الْعُلَمَاءَ ، أَوْ يُمَارِي بِهِ السُّفَهَاءَ ، أَوْ يَصْرِفُ أَعْيُنَ النَّاسِ إِلَيْهِ ، تَبَوَّأَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Hakim dalam Mustadroknya)
Ketiga: Istiqomah atau terus menerus dalam amal dan menuntut ilmu butuh waktu yang lama (bukan hanya sebentar).
Dalam belajar itu butuh kesungguhan. Muhammad bin Syihab Az Zuhri berkata,
العلم إذا أعطيته كلك أعطاك بعضه
Yang namanya ilmu, jika engkau memberikan usahamu seluruhnya, ia akan memberikan padamu sebagian.
Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Katsir berkata,
لاَ يُسْتَطَاعُ الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجِسْمِ
“Ilmu tidak diperoleh dengan badan yang bersantai-santai.” (HR. Muslim no. 612).
Abu Hilal Al Asykari (seorang penyair) awalnya sulit menghafalkan bait sya’ir. Kemudian ia memaksakan dirinya dan berusaha keras, awalnya ia bisa menghafalkan 10 bait. Karena ia terus berusaha, ia akhirnya bisa menghafalkan 200 bait dalam sehari.
[Faedah dari Kajian Syaikh ‘Abdus Salam Asy Syuwai’ir di Masjid Jaami’ Ibnu Taimiyah, 7 Sya’ban 1433 H]
(*)Syaikh Dr. ‘Abdus Salam bin Muhammad Asy Syuwai’ir adalah lulusan doktoral terbaik dari Ma’had Al ‘Ali lil Qodho’ (sekolah tinggi untuk para hakim) yang merupakan cabang Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud Riyadh KSA. Beliau adalah Ustadz (gelar pendidikan, yang dimaksud adalah professor) di Ma’had Al ‘Aali lil Qodho’ saat ini. Beliau adalah di antara murid Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah. Beliau adalah ulama yang fakih dan tidak diragukan lagi kecerdasan beliau dalam ilmu dan terlihat begitu tawadhu’.
Ya Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat dan niatan yang ikhlas dalam belajar serta beramal.

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 7 Sya’ban 1433 H

Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Ketika Ruh Dicabut

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, mengatakan Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy dari Minhal bin 'Umar dari Zadzan dari Al Barra' bin 'Azib mengatakan, 

Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengiringi seorang jenazah Anshar. Lantas kami sampai pekuburan. Ketika tanah digali, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk dan kami duduk di sekitarnya, seolah-olah kepala kami ada burung-burung sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah. Beliau tengadahkan kepala beliau ke langit dan berujar:

"Mintalah kalian perlindungan kepada Allah dari siksa kubur (beliau mengucapkannya dua atau tiga kali). Kemudian beliau sabdakan:

"Seorang hamba mukmin jika berpisah dari dunia dan menghadapi akhirat, malaikat dari langit turun menemuinya dengan wajah putih seolah-olah wajah mereka matahari. Mereka membawa sebuah kafan dari kafan surga dan minyak wangi dari minyak wangi surga hingga duduk disisinya (yang besarnya malaikat tersebut) sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut 'alaihissalam datang hingga duduk di sisi kepalanya dan berucap :

"Wahai jiwa yang tenang, sambutlah olehmu ampunan Allah dan keridhaan."

Kata nabi, lantas jenazah tersebut mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut kendi dan malaikat mencabutnya. Jika malaikat mencabutnya, ia tidak membiarkannya di tangannya sekejap mata pun hingga ia cabut rohnya dan ia masukkan dalam kafan dan minyak wangi tersebut. Maka si mayit meninggal dunia sebagaimana halnya aroma minyak wangi paling harum yang ada dimuka bumi. 

Kata Nabi, malaikat tersebut lantas membawa naik jenazah itu, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat selain mereka bertanya-tanya: "Oh, oh, oh, roh siapa sewangi ini? Para malaikat menjawab "Amboi, ini roh si "A" anak si "B", dan mereka sebut dengan nama terbaiknya yang manusia pergunakan untuk menyebutnya ketika di dunia, begitulah terus hingga mereka sampai ke langit dunia dan mereka meminta dibukakan, lantas dibukakan. Para malaikat ahli taqarrub mengabarkan berita kematiannya kepada penghuni langit berikutnya hingga sampai ke langit ke tujuh, lantas Alllah 'azza wajalla bertitah:

"Tulislah catatan hamba-Ku di 'iliyyin dan kembalikanlah ia ke bumi, sebab daripadanyalah Aku mencipta mereka dan kedalamnya Aku mengembalikan, serta daripadanya Aku membangkitkan sekali lagi.

Kata Nabi, lantas rohnya di kembalikan ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya dan bertanya 'Siapa Rabb-mu'. Ia menjawab 'Rabb-ku Allah'. Tanya keduanya "Apa agamamu?"agamu Islam." Jawabnya. Keduanya bertanya "Bagaimana komentarmu tentang laki-laki yang diutus kepada kamu ini? Si mayit menjawab "Oh, dia Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Keduanya bertanya "darimana kamu tahu? Ia menjawab "Aku membaca kitabullah sehingga aku mengimaninya dan membenarkannya. 

Lantas ada Penyeru di langit memanggil-manggil "Hamba-Ku benar, hamparkanlah surga baginya dan berilah pakain surga, dan bukakanlah pintu baginya menuju surga, Kata Nabi, maka hamba itu memperoleh bau harum dan wangi surga dan kuburannya diperluas sejauh mata memandang. Lantas ia didatangi oleh laki-laki berwajah tampan, pakaiannya indah, wanginya semerbak, dan malaikat itu berucap "Bergembiralah dengan kabar yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu. Si mayit bertanya 'Lho, siapa kamu ini sebenarnya, rupanya wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan! si laki-laki tampan menjawab ' Ow, aku adalah amalan salihmu. Lantas hamba tadi meminta " Ya Rabb-ku, tolong jadikan kiamat sekarang juga sehingga aku bisa kembali menemui keluargaku dan hartaku. 

Sebaliknya si hamba kafir jika berpisah dari dunia (meninggal) dan menjemput akherat, ia ditemui malaikat langit yang wajahnya kusam yang membawa kafan yang berwarna hitam legam terbuat dari rambut, mereka duduk di sisinya yang malaikat tersebut besarnya sejauh mata memandang. Lantas malaikat maut datang hingga duduk di kepalanya seraya membentak " Wahai roh yang busuk, jemputlah kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya. 

Kata Nabi, lantas jasadnya tercabik-cabik, dan malikat tersebut mencabut rohnya bagikan garu (atau gancu) bermata banyak yang mencabik-cabik kain basah lantas mencabutnya. Jika malaikat telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya sekejap mata pun hingga ia bungkus dalam kain hitam kelam dari rambut dan roh tersebut pergi dengan bau busuk paling menyengat di muka bumi. Para malaikat kemudian menaikkannya, dan tidaklah mereka membawanya ke sekawanan malaikat di langit selain malaikat langit berkomentar "Siapa roh busuk ini? Para malaikat yang membawanya memnjawab ' Ini adalah si "C" anak si "D', dan mereka sebut nama terburuknya yang sering manusia pergunakan untuk memanggil di dunia hingga mayit tersebut sampai ke langit dunia dan langit dunia diminta dibukakan. Dan, langit dunia dibuka. 

Kemudian Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam membaca ayat " Tidak dibuka bagi mereka pintu langit dan tak akan mereka masuk surga hingga unta masuk lubang jarum" (QS. Al-A'raf; 40 ) lantas Allah 'azza wajalla berfirman:

'tolong catatlah catatannya dalam sijjin di bumi paling rendah. Kontan rohnya dibuang sejauh-jauhnya, kemudian beliau membaca ayat "Siapa yang menyekutukan Allah, maka seolah-olah dia tersungkur dari langit lantas burung menyambarnya atau sebagaimana diterbangkan angin di tempat jauh(QS.Alhaj; 31). 

Maka rohnya dikembalikan dalam jasadnya. Kedua malaikat lantas mendatanginya dan mendudukkannya dan menginterogasi "Siapa Rabb-mu? ia menjawab "Bbbp,, saya tidak tahu? Kedua malaikat itu bertanya lagi "Apa agamamu? Ia menjawab "Bbbppp,, saya tidak tahu?? kedua malaikat bertanya lagi "bagaimana tanggapanmu mengenai laki-laki ini yang diutus untuk kalian? Si mayit menjawab; ",, saya tidak tahu? Lantas ada Penyeru langit memanggil-manggil "ia betul-betul telah dusta! hamparkan baginya neraka! Maka malaikat membuka pintu neraka baginya dan ia mendatanginya dengan segala panasnya dan letupannya. Sedang kuburannya menjepitnya hingga tulang-tulangnya remuk. Kemudian ia didatangi oleh laki-laki yang wajahnya menyeramkan, pakainnya lusuh, baunya busuk dan berujar; "Bergembiralah engkau dengan segala hal yang menyusahkanmu. Inilah harimu yang dijanjikan bagimu.

Lantas si mayit bertanya " Siapa kamu dengan wajahmu yang sedemikian menyeramkan dan membawa keburukan ini? Lantas si laki-laki menjawab '; "aku adalah amalan jahatmu, dan ia berdoa " ya Rabb-ku,Jangan kiamat kau jadikan sekarang!. 

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy Telah menceritakan kepada kami Al Minhal bin Amru dari Ibn Umar Zadzan mengatakan; saya mendengar Al Barra' bin 'Azib mengatakan, kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menghadiri seorang jenazah anshar, lantas kami sampai di kuburan. Ketika kuburan digali, kata Albarra', Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam lantas duduk dan kami duduk bersamanya, lantas ia ceritakan semisalnya. Dan beliau sabdakan, lantas malaikat mencabut rohnya sehingga otot-ototnya dan kelenjar-kelenjarnya putus. Sedang ayahku mengatakan, dan demikianlah Zaidah mengatakan. Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin 'Amru dan Telah menceritakan kepada kami Za'idah telah menceritakan kepada kami Sulaiman Al-A'masy Telah menceritakan kepada kami Minhal bin Amru Telah menceritakan kepada kami Zadzan mengatakan, Al Barra' mengatakan, kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengunjungi jenazah Anshar, lantas ia ceritakan maknanya, hanya ia dalam redaksinya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda ' seorang laki-laki yang pakaiannya indah, wajahnya tampan. Sedang beliau sabdakan tentang orang kafir, maka ada seorang laki-laki menjelma baginya dengan wajah menyeramkan dan bajunya lusuh.(Musnad Ahmad 17803)


Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Sudah Terbebaskah Kita dari Riya?

Sudah Terbebaskah Kita dari Riya?




Klip singkat ini semoga dapat menjadi bahan perenungan. Bagi anda yang tidak paham, tersedia transkrip di bagian bawah.


Anak 1 : Muhammad apa kamu pernah memperhatikan anak itu ketika sedang shalat?


(perhatikan ekspresi si anak ke 3 yang langsung berubah ketika mendengar dirinya menjadi bahan pembicaraan)

Anak 2 : Ya, masya Allah. Dia selalu shalat di dalam masjid

Anak 1 : Dan shalatnya sangat paaaaaaanjaaaang

Anak 2 : Ya saya tahu. Sepertinya dia tidak pernah lelah berdzikir kepada Allah

(Si anak ke 3 mulai tersenyum)

Anak 1 : Ya, Subhanallah! Suatu ketika dia shalat, dan dia sujud saaangat lama. Saya kira dia sudah meninggal. Saya hampir memanggil ambulans.

( Senyum si anak ke 3 semakin sumringah)

Anak 2 : Masya Allah, saya berharap bisa seperti dia

(Tiba-tiba si anak yang sedang shalat berbalik dan sambil tersenyum lebar dia berkata):

Anak 3 : Ngomong-ngomong, saya juga sedang puasa loooh.


 Entah bagaimana dengan anda, tetapi saya benar-benar tertawa menonton klip di atas. Tertawa.. sekaligus miris dan bertanya dalam hati ‘Sudahkah saya benar-benar terbebas dari riya?’ Saya tidak berani mengatakan “Tidak!” secara tegas, karena dalam hati, dalam pikiran, selalu saja ada lintasan-lintasan yang....

Maaf, bukan tempatnya untuk curhat sekarang. Semoga Allah membimbing kita, memberi hidayah dan memberikan pertolongan kepada kita untuk senantiasa meluruskan niat ikhlas, menujukan seluruh ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Amin

Dan cukuplah hadits yang dinukil di akhir klip di atas menjadi pegangan kita untuk selalu wasdpada dari riya.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ رُبَيْحِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنْ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Katsir bin Zaid dari Rubaih bin Abdurrahman bi Abu Sa'id Al Khudri dari Ayahnya dari Abu Sa'id dia berkata,

 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?" Abu Sa'id berkata, "Kami menjawab, "Tentu. "Beliau bersabda:
"Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya." (HR Ahmad 3/30 no 11270 dan Ibnu Majah no 4204 dan dihasankan oleh Syaikh Albani)
(Tulisan yang sangat bermanfaat dalam topik ini oleh Ustadz Firanda bisa anda download di raudhatulmuhibbin.org dengan judul Antara Ujub dan Riya


Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Untuk Saudariku yang Dalam Masa Penantiannya

saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah… begitu berkilau... begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….


hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah...yang dapat memetiknya... yang dapat meraih pesonanya... dengan harga mahal yang teramat suci… sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…
karena itu…sebelum saatmu tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan menggandengmu dalam istananya…
janganlah engkau biarkan dirimu layu sebelum masanya…
jangan kau biarkan serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam keisengannya…
jangan kau biarkan kumbang berebutan menghisap madumu…
jangan kau biarkan mereka mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam kesendiriannya…. Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta...

Ya…atas nama cinta…

Kau tau saudariku…??
Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…
Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…
Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudariku….ukhty fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…

Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…
segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya

Teringat akan sebuah syair oleh Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i
Engkau bermaksiat kepada Allah tapi mengaku cinta kepada-Nya
Demi Allah –secara akal- sungguh perkara ini sangat tercela
Jika cintamu itu jujur, niscaya engkau akan mentaati -Nya
Karena orang yang cinta, pasti akan mentaati siapa yang dicintainya

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul ‘Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin...

Atau jika memang dirimu telah siap, segeralah menawarkan dirimu padanya sebelum hatimu terenggut perlahan, jangan sampai pertahananmu terkoyak dengan berlama-lama menikmati angan-angan semu bersamanya
Akan tetapi jika kau tak berniat demikian, maka segeralah…
segeralah buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….
jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu...
Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu...
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan...

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita… Kalian sendiri…


Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham...bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta...
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu...
jika ia dekat...kita merasa sakit...karena takut kehilangan....

padahal...ia belum halal untukmu...dan mungkin TIDAK AKAN PERNAH MENJADI YANG HALAL...ingat itu Saudariku..

karena itu...jauhilah ia...
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu....dan kemudian mengusik hatimu... jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta...

maka...bayangkanlah keadaan ini...tentang suamimu kelak...


sahabatku... sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan engkau..???  

Sukakah engkau..??
Apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang mengintip facebook, twitter seorang wanita dalam kesendiriannya, yang mana wanita itu bukan engkau..???

sukakah engkau..?? bila ternyata suamimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab...tertawa riang...bercanda... saling menggoda... saling mencubit... saling memandang dengan sangat... saling menyentuh...??? dan bahkan lebih dari itu...??

sukakah engkau saudariku...??
sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak) sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau...??

sukakah engkau...??
bila saat ini suamimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya...??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana...apa saja yang akan ia lakukan bersama gadis itu...??

tidak cemburukah...?? tidak cemburukah...?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh......???

tidak terasa bagaimanakah..
jika suamimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan... bercengkrama.. bercerita tentang masa depannya... dengan gadis lain yang bukan engkau...???

sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan gadis tersebut...?? menangis untuk gadis tersebut...??
dan berkata dengan hati hancur..."aku sangat mencintamu...aku sangat mencintaimu...???"
tidak patah hatikah engkau...???

sukakakah engkau bila suamimu (kelak ) berkata pada gadis lain.."tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau...??"
menyebut gadis tersebut dalam doanya... memohon pada Allah supaya gadis tersebut menjadi istrinya...

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya...dan bukan gadis tersebut...???


jika engkau tidak suka akan hal itu... jika engkau merasa cemburu.... maka demikian halnya dengan suamimu (kelak)...

dan...Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu.... Allah lebih cemburu...saudariku... melihat engkau sendirian...namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-laki yang telah mengusik hatimu tersebut....

Tahukah engkau akan suatu qaidah fiqhiyyah “man ista’jala syaian qabla awaanihi ‘uuqiba bi hirmaanihi
Bahwa barang siapa tergesa-gesa melakukan sesuatu (mereguk kenikmatan) sebelum waktunya, maka dia dihukum/ dibalas dengan tidak mendapatkannya
Jadikanlah itu sebagai pengingat wahai Saudariku..

saudariku....kalian percaya takdir bukan?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama...
telah tertulis siapa yang menjadi jodohnya dalam Kitab Lauhful Mahfudz maka...
sejauh apapun mereka...
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi...
sebesar apapun beda diantara mereka...
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya...

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya...
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya...
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa...

PASTI!
PASTI tetap saja mereka akan bersatu....seakan ada magnet yang menarik mereka...
akan ada hal yang datang...untuk menyatukan mereka berdua....
akan ada suatu kejadian...yang membuat mereka saling mendekat...dan akhirnya bersatu...
Yakinlah itu Saudariku.. Yakinlah pada Allah..


namun... apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh...
maka... sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat...
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya...
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua...
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya... sedekat apapun...

PASTI!
PASTI akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh...
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok...
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik....
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu...

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan...


namun...yang perlu dicatat disini adalah...
yakinlah...bahwa yang diberikan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang digariskan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah...yang terbaik untuk kita....
adalah....yang paling sesuai untuk kita...
adalah...yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah...yang paling mengerti kita...lebih dari kita sendiri...
Dialah...yang paling menyayangi kita...
Dialah...yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita... sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya...dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita...

dan....yang perlu kita catat juga adalah...
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN...ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA....NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA...KITA PANTAS...KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT... KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK...SAUDARIKU.... LEBIH BAIK....
meskipun saat ini...mata manusia kita tidak memahaminya...
meskipun saat itu...perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata...
meskipun saat itu...otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk....

Tidak...jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk....bahwa engkau tidak pantas....
karena kelak...engkau akan menyadarinya...
engkau akan menyadarinya perlahan...bahwa apa yang telah hilang darimu....
bahwa apa yang tidak engkau dapatkan....bukanlah yang terbaik untukmu...bukanlah yang pantas untukmu...bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu....


karena itu...saudariku...
jangan mubazirkan perasaanmu...air matamu...
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses ta’aruf...
jangan kau umbar semua kekuranganmu...
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya...
jika engkau mencintainya... karena belum tentu dia adalah jodohmu... pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok... karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian...
Yakinlah itu..

maka...memohonlah padaNya... mintalah padanya diberikan petunjuk...dan dijauhkan dari segala godaan yang ada... karena...cinta sebelum pernikahan...pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat...


kemudian saudariku…. apakah kalian sering merasa takut…??
Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???
Apakah kalian merasa khawatir…???
Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang melamar…banyak yang menginginkannya…??
Pernahkan terlintas rasa iri tersebut pada kalian…???

Saudariku…ketahuilah….
Kelak…kita hanya akan memiliki satu orang suami…
Hanya satu saudariku…atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami bukan,,,,???
Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang menyukai kita..
Seberapa banyak teman laki-laki kita…
Seberapa banyak kenalan kita….
Pada akhirnya kita hanya akan menikah dengan satu orang laki-laki…
Pada akhirnya kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…


Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-laki

sama sekali tidak...
karena jika wanita yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya... karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak didamba oleh seorang ikhwan sejati...
jadi...jagalah dirimu...hatimu...kehormatanmu...sebelum saatnya tiba...

perbanyak bekalmu...dan doamu... yakinlah...bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu... Aamien...


*Ya Allah...
karuniakanlah kami seorang suami yang sholeh...
yang menjaga dirinya...
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya...
yang senantiasa memperbaiki dirinya...
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah...
yang baik agama dan akhlaknya...
yang hikmah dalam menyeru pada kebenaran...
yang menerima kami apa adanya...
yang membimbing kami dengan lemah lembut...
yang akan membawa kami menuju JannahMu Ya Rabb...

kabulkan ya Allah... amien... dan segerakanlah...karena hati kami teramat lemah...dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat...

Maka Saudariku, katakanlah..
Kutitipkan hatiku pada Dzat yang tidak pernah mengkhianati titipan..
Agar Dia memberikan hati ini kepada satu-satunya orang yang paling Ia ridhoi menjadi pelengkap tulang rusukku..
Dan dalam penantian ini, akan kusiapkan diri ini sebaik-baiknya, agar kelak kubisa memuliakan lelaki itu seutuhnya sebagai pengeranku selamanya..
Dan biarlah keputusan-Nya menjadi rahasia... hingga saatnya tiba...

Dicopas dari note Ummu Hannan dengan pengurangan dan penambahan dari beberapa sumber lainnya

Hadis riwayat Abu Musa radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)

dari note Takmiroh Ibnu Sina



Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Tuesday, June 26, 2012

Efisiensi Waktu Antara Berkerja dan Tholibul Ilmi

 Pada kesempatan ceramah ini, insya Allah kita akan membahas tentang sebuah perkara yang urgen yang banyak menjadi sebuah problem bagi para penuntut ilmu syar’i. Yaitu tentang bagaimana seorang tholibul ‘ilmi mampu mensinkronkan antara tholabul ‘ilmi dengan kesibukan-kesibukan dan aktivitas-aktivitas yang lain seperti bekerja. Pada kesempatan kali ini kami ingin memberikan beberapa trik dan nasehat bagaimana seorang muslim mampu untuk menggabungkan antara mencari ilmu dan kesibukan-kesibukan yang lain. 



Nasehat Yang Pertama:

     Adanya kesibukan bukan berarti alasan untuk meninggalkan tholabul ‘ilmi.  
   Betapa banyak seorang yang mereka mencintai tholabul ‘ilmi namun banyak meremehkan tentang perkara tersebut, ketika ia ditanya kenapa ia kurang dalam mencari ilmu, maka ia akan menjawab kepadamu, ‘bagaimana mungkin saya mampu untuk mencari ilmu sementara saya sibuk bekerja’, maka ini tidak diragukan lagi adalah pikiran yang salah, sejatinya kesibukan dengan profesi duniawi bukan berarti ia harus meninggalkan tholabul ‘ilmi. Marilah kita bersama mengambil pelajaran dan tauladan dari para shahabat Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan juga para imam yang mengikuti mereka dengan baik diatas petunjuk.   Lihatlah sosok Abu Bakr As-Siddiq radhiyallahu’anhu beliau adalah seorang pedagang yang tersohor dan diwaktu yang sama beliau adalah orang yang paling dekat dengan Nabi shallallahu’alaihi wasallam, barang perniagaan yang ia miliki tidaklah melalaikannya dari agamanya. Demikian juga sosok Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu beliau adalah pedagang yang kaya raya, demikian juga Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, dan juga sederetan para shahabat yang lain.   Engkau akan dapati pada diri shahabat bahwa mereka memiliki trik dan metode yang jitu dalam mensinkronkan antara mencari ilmu dan menjalankan profesi duniawinya. Ambil contoh disini adalah apa yang dituturkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, “Dahulu aku dan tetanggaku dari Anshar, kami saling bergantian dalam menghadiri majelis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, adakalanya satu hari dia yang turun kemudian satu hari berikutnya aku yang turun, apabila aku yang turun maka sekembalinya aku dari majelis tersebut aku menceritakan kepada tetanggaku tentang wahyu yang turun atau hal yang lainnya pada hari tersebut, apabila yang turun tetanggaku maka ia pun melakukan seperti apa yang aku lakuakan. Maksudnya disini, Umar selama satu hari disibukkan dengan berdagang dan pekerjaan duniawi kemudian tetangganya pada hari tersebut turun untuk menghadiri majelis ilmu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, kemudian pada hari berikutnya giliran Umarlah yang mencari ilmu sedangkan tetangganya orang Anshar dia berdagang dan melakukan pekerjaan duniawinya.   Telah datang didalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengirim sebagian ahli qurra’ kepada sebagian komunitas manusia yang mana mereka mengajarkan Al-Qur’an dimalam hari dan pada pagi harinya mereka mencari dan mengumpulkan kayu untuk dijual. Maka perhatikanlah bagaimana mereka mampu menghimpun antara mengajarkan Al-Qur’an dan pekerjaan duniawi.   Hal tersebut juga dipraktekkan oleh para pakar ulama kita dan para imam salaf yang mereka mampu untuk menggabungkan antara mencari ilmu dan pekerjaan duniawi:-             Al-imam Abu Hanifah memiliki sebuah rumah produksi tekstil yang besar dan memiliki karyawan serta pekerja bayaran yang banyak.-            Al-imam Ibnul Mubarak juga berprofesi sebagai pedagang, meskipun demikian beliau adalah imam dalam Fiqih dan Hadits.-            Al-imam Ibnu Hubairah beliau adalah beliau adalah seorang menteri diantara jajaran pejebat menteri yang lainnya, meskipun demikian beliau memiliki semangat yang luar biasa dalammencari ilmu, menghimpun kitab-kitab, dan melakukan upaya pendekatan di kalangan para ulama. Hingga berkata imam Adz-Dzahabi tentang beliau, “Ia (Ibnu Hubairah) adalah seorang yang antusias dalam tholabul ‘ilmi dan menghimpun (berbagai macam) disiplin ilmu.”-             Hamzah bin Habib Az-Zayyat salah seorang salah satu qari’ dari tujuh qari’ yang terkemuka, dia berpropesi sebagai penjual minyak yang mana minyak tersebut dia ambil dari Kufah dan dijual di Mesir. Oleh sebab itu beliau terkenal dengan jululukan Az-Zayyat (penjual minyak).-             Al-imam Ya’qub bin Sufyan Al-Faswi salah seorang dari imam ahli hadits kesibukannya adalah menyalin kitab-kitab dimalam hari kemudian ia mengambil bayaran dari profesi tersebut hingga disiang harinya ia bisa mencari ilmu.-             Al-Qaffal Al-Marwazi salah satu imam terkemulan dari madzhab Syafi’iyah beliau berprofesi sebagai pembuat gembok.-            Al-imam An-Nawawi biasa membantu orang tuanya yang berjualan di toko kecilnya, namun hal tersebut sama sekali tidaklah menyibukkan beliau dari mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.-            Sampai-sampai para ulama kontemporer pun ada diantara mereka yang menggabungkan antara belajar dan bekerja. Al-Allamah Al-Albani beliau berprofesi sebagai tukang kayu bersama pamannya kemudian setelah itu beliau membuka toko kecil tempat penjualan dan reparasi jam. Beliau memanfaatkan waktu kosong untuk mencari ilmu dan membaca kitab-kitab sehingga jadilah beliau sebagai imam dari imam-imam ahli hadits masa kini.-             Apabila anda -wahai saudaraku yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala-, mau meneliti sejarah para ulama pastilah anda akan dapati bahwasanya mayoritas mereka adalah orang-orang berprofesi. Bila anda membaca biografi para ulama anda akan mendapati bahwa Fulan bin Fulan (dari kalangan para ulama) berprofesi sebagai pengerajin tekstil, apoteker, dokter, atau pengerajin kayu. Inilah yang kita dapatkan dari para ulama mereka adalah orang-orang memiliki profesi yang beragam. 

Nasehat Yang Kedua:

Manfaatkanlah Waktu Dengan Sebaik-baiknya.
   Setelah kita paparkan sebelumnya bahwa merupakan hal yang haruslah dikerjakan oleh seseorang bahwa ia haruslah mampu mengumpulkan antara mencari ilmu dan bekerja, pada kesempatan ini kami akan memberikan sebuah masukan dan nasehat yang membantu anda untuk mewujudkan hal tersebut. Yang mana nasehat tersebut erat kaitannya dengan pemanfaatan waktu secara maksimal.   Yang menjadi sebuah problem bahwa banyak diantara para penuntut ilmu yang mana mereka bekerja dari pagi sampai setelah ‘Ashar namun disayangkan sisa waktu setelahnya sia-sia dan tidak termanfaatkan dengan baik, kemudian ia akan berkata kepadamu, ‘saya tidak bisa hadir di majelis taklim karena waktu saya habis untuk bekerja’. Subhanallah, dimana semangat untuk mencari ilmu?! Apakah ia lupa atau pura-pura lupa dengan nasehat para salaf, “Ilmu itu tidak bisa diperoleh dengan jasad yang santai.”   Oleh kerena itu yang harus anda camkan adalah efisiensi dalam pemanfaatan waktu anda, manfaatkan setiap menit yang berjalan dari waktu kosong anda untuk menghadiri majelis taklim, membaca, dan meneliti suatu masalah agama.-              Karena urgennya suatu waktu dalam kehidupan seorang muslim maka Allah Ta’ala pun bersumpah dengan sebagian waktu, hal itu tidak lain karena berharganya waktu tersebut, sebagaimana dalam firman-Nya: “Demi waktu Dhuha”,  “Demi waktu malam”,  “Demi waktu Fajar”,  “Demi waktu ‘Ashar.-             Karena urgensi suatu waktu dalam kehidupan seorang muslim, terkadang kita dapati (di dalam Al-Qur’an) Allah mengkaitkan suatu amalan ibadah dengan waktu tertentu contoh: waktu shalat lima waktu, waktu masuknya puasa Ramadhan, dan hari-hari Haji, hal itu dengan tujuan agar seorang muslim selalu memperhatikan waktu-waktu yang berlalu dihadapannya.-            Karena berharganya waktu tersebut Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ“Ada dua nikmat yang mana banyak lalai padanya: yaitu kesehatan dan waktu luang.”   Maksudnya, banyak diantara manusia yang tidak memperhatikan evisiensi waktunyan dengan baik yaitu dengan memanfaatkan waktu luangnya secara maksimal.    Saudaraku yang dimuliakan oleh Allah apabila kita menilik biografi para ulama kita akan dapati bahwa tidaklah mereka menjadi seorang imam dalam Islam kecuali karena mereka bisa memanfaatkan waktu mereka dengan baik.-          Ambil contoh Ibnu Mas’ud beliau merasa menyesal apabila telah lewat bilangan hari pada beliau tanpa ada suatu faedah, hingga ia pun berucap, “Tidak ada suatu hari yang lebih aku sesalkan selain dari pada terbenamnya matahari pada hari tersebut, yang mana itu pertanda semakin dekat ajalku, sementara amalanku sedikit.”-          Berkata Al-Hasan Al-Bashri, “Wahai anak adam, tidak lain engkau hanyalah melewati waktu-waktu, apabila telah hilang harimu hilanglah sebagian waktumu.-          Al-Khalil bin Ahmad berkata, “Sesungguhnya waktu yang aku rasakan paling berat adalah waktu dimana aku sedang makan. Karena ketika aku menggunakan waktuku untuk makan tidak ada faidah ilmiyah yang aku dapatkan.-          Dikisahkan tentang biografi Abu Yusuf Al-Qadhi seorang ahli fiqih dari madzhab Hanafi murid dari imam Abu Hanifah, bahwa Abu Yusuf pernah berdiri dari tempat tidurnya ketika dalam keadaan sakit menjelang wafatnya dalam rangka meneliti tentang masalah fiqhiyyah.-          Dikisahkan juga tentang biografi Ibnu Jarir At-Thabari bahwa beliau bangun dari tempat tidurnya ketika sakit menjelang wafatnya untuk menyusun suatu masalah ‘ilmiyyah, kemudian beliau berkata, “Wajib bagi kita untuk mencari ilmu sampai mati.”-          Imam Ibnul Jauzi beliau berlindung kepada Allah dari pertemanan dengan seorang penganggur.     Dan gambaran tentang keteguhan ulama salaf maupun ulama kontemporer dalam mereka memanfaatkan waktu amatlah sangat banyak wahai saudaraku, dan kami yakin seorang yang sibuk dengan pekerjaannya apabila mereka benar-benar memanfaatkan setiap detik waktu yang bergulir dihapannya pastilah mereka bisa mendapatkan faedah yang terkadang tidak bisa didapatkan oleh orang-orang yang mereka mengkonsentrasikan diri untuk mencari ilmu. Akan tetapi realita yang ada disana terdapat banyak sekali terjadi banyak pembuangan waktu yang dilakukan oleh para tholibul ‘ilmi, yang mana kebanyakan waktu mereka digunakan untuk perbincangan yang tidak bermanfaat, untuk kumpul-kumpul, makan-makan, dan main-main yang tidak ada faedahnya, kondisi mereka yang demikian tidak pantas kelau mereka disebut sebagai penuntut ilmu, karena karekteristik para penuntut ilmu adalah memanfaatkan waktunya secara maksimal.     Apabila anda sering terjebak kemacetan ketika anda ingin melakukan aktifitas pekerjaan, maka keluarkanlah buku anda dan manfaatkanlah waktu untuk mebaca ketika sedang berada dilampu merah, bisa juga dengan anda mendengarkan ceramah atau muhadhoroh lewat hp anda, atau memalui media-media yang lainnya. Dan saya yakin apabila anda di negara Indonesia ini bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal dalam kerja atau ketika pulang dari kerja pastilah masih ada waktu yang cukup untuk mencari ilmu. Karena di negara Indonesia ini sering sekali terjadi kemacetan jalan ketika seorang pulang pergi, terutama di kota Jakarta. 

Nasehat Yang Ketiga:    

Tetap Bersemangat Menuntut Ilmu


     Sesunggunya lemah semangat di dalam mencari ilmu adalah problem yang banyak dihadapi oleh para penuntut ilmu tidak hanya orang-orang yang sibuk bekerja saja. Kalau seandainya para penuntut ilmu memiliki semangat yang tinggi dan niat yang ikhlas mengharap wajah Allah Ta’ala dalam menuntut ilmu bukan mustahil pastilah Allah Ta’ala akan memberikan taufiq kepadanya (untuk mendapatkan ilmu) walaupun ia mengalami kesibukan dalam bekerja.Apabila kita meneliti sejarah para ulama, pastilah kita akan mendapati hal yang manakjubkan tentang tingginya semangat mereka didalam menuntut ilmu.-          Tahukah anda ada diantara ulama yang sampai kehilangan betisnya karena menuntut ilmu yaitu Al-Khawarizmi, yang mana menimpa padanya hawa dingin yang sangat tatkala ia sedang melakukan rihlah (perjalanan) menuntut ilmu sehingga menyebabkan kakinya terinfeksi kemudian dokter memutuskan untuk dipotong kaki tersebut.-          Tahukah anda ada diantara para ulama yang sampai kencing darah karena mengalami kepayahan dalam melakukan perjalanan menuntut ilmu, yaitu Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi.-          Tahukah anda ada diantara ulama yang sampai terpaksa meminum air kencingnya sendiri karena tidak mendapatkan air.-          Tahukah anda tentang kisah ulama yang hampir meninggal karena kehausan ketika sedang melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu? Seperti imam Abu Hatim Ar-Razi.-          Tahukah anda bahwa imam Bukhari dalam satu malam terbangun dari tidurnya selama dua puluh kali karena memuraja’ah ilmu.-          Tahukah anda bahwa imam Ali bin Al-Madini mendapatkan warisan dari keluarganya sebesar satu juta dirham, dan beliau menginfaqkan seluruhnya untuk menuntut ilmu hingga tidak ada yang tersisa sedikitpun selain sandal yang melekat di kakinya.Ini hanyalah gambaran kecil saja dari keseriusan para ulama dalam menuntut ilmu, bahkan lebih dari itu mereka pun mencurahkan segala hal yang mereka miliki untuk mencari ilmu, saya mengira tidak ada di zaman ini orang-orang yang memiliki semangat seperti mereka, bahkan yang ada justeru mereka beralasan ‘saya sibuk sehingga tidak sempat mencari ilmu’!!!




Nasehat Yang Ke Empat:

 Bersungguh-sungguhlah Dalam Menempuh Metode Yang Benar Dalam Menuntut Ilmu.     Banyak sekali diantara para penuntut ilmu bertahun-tahun dia menuntut ilmu akan tetapi dia tidak terlalu mendapatkan faedah dari apa yang ia pelajari, hal itu terjadi karena ia tidak menempuh jalan yang ditempuh oleh para ulama dalam menuntut ilmu. Banyak diantara mereka tidak mengetahui kitab apa yang harus dimulai untuk dikaji, dan bagaimana ia mendapatkan faedah dari ahli ilmu tatkala mengkaji kitab tersebut. Apabila seorang penununtut ilmu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuknya kecuali sedikit saja, maka sebelum dia menuntut ilmu dia harus mengetahui metode yang benar dalam menuntut ilmu hingga waktunya yang hanya tersisa sedikit tersebut belalu dengan sia-sia. Sebagai contoh bagi kita disini: apabila ada dua orang penuntut ilmu yang pertama dia berkonsentrasi penuh dalam menuntut ilmu akan tetapi dia tidak menggunakan metode yang benar dalam menuntut ilmu, sedangkan yang kedua dia sibuk dengan pkerjaannya hingga tidak tersisa baginya untuk menuntut ilmu kecuali hanya sedikit saja dari waktunya akan tetapi dalam menuntut ilmu dia memiliki metode yang benar, kita yakin bahwa orang yang kedua ini akan memperoleh ilmu dengan waktunya yang sedikit apa yang tidak diperoleh oleh orang yang pertama tadi. Pemabahasan tentang metode yang benar dalam menuntut ilmu membutuhkan ceramah tersendiri, maka cukuplah apa yang kami sebutkan tadi sebagai peringatan tentang pentingnya hal tersebut.


Nasehat Yang Ke Lima:

Apabila Waktu Yang Anda Miliki Sangat Sempit Maka Prioritaskanlah PerkaraYang Paling Penting.    Apabila waktu yang anda miliki sangatlah sempit maka mulailah untuk mempelajari hal-hal yang paling penting terlebih dahulu. Maksudnya disini, apabila anda adalah orang yang sangat sibuk, sedangkan waktu yang digunakan untuk mencari ilmu sangatlah sedikit, maka mulailah dengan anda memprioritaskan pelajaran yang terpenting seperti aqidah shahihah, rukun-rukun Islam, dan yang selainnya. Kemudian pelajarilah masalah-masalah ilmiyah berkaitan dengan pekerjaan yang anda geluti, ambil contoh apabila anda adalah seorang dokter maka bersungguh-sungguhlah untuk mempelajari masalah-masalah ilmiyah yang khusus membahas tentang hukum-hukum kedokteran. Apabila anda adalah seorang pedagang maka pelajarilah hukum-hukum yang terkait dengan permasalahan yang terkait dengan zakat dst. Bila anda masih memiliki waktu yang longgar lagi maka perluaslah pengetahuan anda dengan masalah-masalah agama yang lainnya, apabila tidak ada maka hal diatas sudah mencukupi insya Allah. 

Nasehat Yang Ke Enam:

Pekerjaan Yang Tidak Terikat Lebih Baik Dari Pada Pekerjaan Yang Terikat.   Apabila anda bisa bekerja dengan pekerjaan yang tidak terikat dengan waktu tertentu ketika memulai maupun mengakhiri pekerjaan maka itu lebih bermanfaat untuk mencari ilmu, karena waktu tersebut sepenuhnya dibawah pengaturannya, sehingga ia bisa mencari ilmu kapan pun dia berkehendak dan bisa bekerja kapanpun dia berkehendak.Oleh karena itu Al-Allamah Al-Albani beliau memiliki tempat untuk reparasi jam, apabila beliau membutuhkan uang maka beliau membuka tokonya dan melakukan aktivitas bekerja. Kemudian syaikh Al-Albani menutup tokonya kapan saja ia mau ketika dia ingin mencari ilmu.Oleh karena itu kami nasehatkan kepada para penuntut ilmu yang telah memiliki modal yang cukup hendaknya dia membuka wira usaha yang ia jalankan sendiri karena hal tersebut lebih utama dari pada dia harus bekerja sebagai karyawan yang terikat.


Nasehat Yang Ke Tujuh:

Memanfaatkan Teknologi Moderen.     Sesungguhnya kita hidup di suatu zaman yang terdapat didalamnya segala bentuk fasilitas yang bisa kita manfaatkan untuk mencari ilmu yang tiada duanya sepanjang sejarah peradaban manusia, akan tetapi yang menjadi problem adalah lemahnya semangat dan spirit untuk mencari ilmu.   Padahal di zaman ini anda bisa mendengarkan berpuluh-puluh ceramah ataupun khotbah-khotbah yang bisa anda ambil faedahnya dalam kondisi sedang bekerja sekalipun.   Pada zaman ini meskipun anda berada didalam rumah namun anda bisa menyaksikan secara langsung dauroh para masyaikh yang ada di Saudi Arabia misalnya melalui sarana internet. Di dalam rumah andapun anda bisa mengikuti kuliah di Universitas Islam melalui sarana internet. sangat disayangkan para penuntut ilmu terkadang tidak dapat memanfaatkan hal tersebut.


Nasehat Yang Ke Delapan:

Pentingnya  Bagi Para Penuntut Ilmu Yang Sibuk Dengan Pekerjaannya Hendaknya IaMengikuti Daurah-daurah Intensif.    Banyak sekali daurah-daurah intensif dibawah bimbingan ahli ‘ilmi yang menyebar di berbagai negeri, yang mana pada daurah tersebut dibahas beberapa syarah penjelasan tentang beberapa matan-matan ilmiyah, kitab-kitab ilmiyah dalam waktu yang singkat satu minggu atau dua minggu namun dengan penjelasan yang ringkas sekali. Para penuntut ilmu yang mereka memiliki kecerdasan apabila mereka mengikuti daurah-daurah tersebut pastilah mereka akan mendapatkan faedah yang banyak hanya dalam tempo waktu yang singkat sekali. Hal semacam ini akan sangat bermanfaat sekali apabila di praktekkan di Indonesia ini terutama bagi orang-orang yang memiliki kesibukan. 

Nasehat Yang Ke Sembilan:

Jadilah Engkau Seorang Yang Mengajak Kepada Kebaikan Di Tempat Bekerja.    Apabila anda adalah orang yang sangat sibuk dengan pekerjaan anda sehingga anda tidak bisa mendapatkan banyak ilmu karena kesibukan tersebut, maka disana ada alternatif lain yang mudah, anda bisa membagi-bagikan buletin-biletin ilmiyah, kaset-kaset dakwah, atau bisa memberikan nasehat (kepada teman kerja) dengan cara yang lemah lembut, atau dengan metode lainnya dalam rangka untuk mensosialisasikan dakwah  sehingga Allah akan memberikan manfaat melalui keberadaan anda di tempat anda bekerja.


Nasehat Yang Ke Sepuluh:

Merupakan Kewajiban Orang-orang Yang Kaya Dan Mampu Agar Mereka Mengkafalahi Para Tholibul ‘Ilmi Yang Membutuhkan.    Merupakan kewajiban atas orang-orang yang kaya dan mampu dari kalangan kaum muslimin yang mereka memiliki kepedulian terhadap agama mereka adalah memberikan kafalah bagi para tholibul ‘ilmi yang mereka memiliki kecerdasan namun mereka adalah orang-orang yang tidak mampu. Karena (para tholibul ‘ilmi) merekalah yang menjaga agama Islam dan membelanya, serta merekalah yang membantah syubhat-syubhat para penyeleweng.    Saya harapkan bagi orang-orang yang mereka memiliki kelonggaran harta –setelah mendengarkan nasehat ini- untuk membulatkan tekad dan niat dalam rangka membiayai para tholibul ‘ilmi agar mereka lebih konsentrasi dalam mencari ilmu sehingga mereka kelak akan menjadi tentara-tentara yang siap membela agamanya.Membiayai para penuntut ilmu adalah sunnah yang telah dikenal oleh para salaf terdahulu, Al-imam Al-Laits bin Sa’ad imamnya negeri Mesir pernah memberikan nafkah untuk Al-imam Malik imamnya penduduk Madinah, demikian juga Al-imam Abu Hanifah pernah membiayai para tholibul ‘ilmi agar mereka lebih fokus  dalam menuntut ilmu.Oleh karena itu marilah kita bersama menghidupkan sunnah tersebut pada zaman ini agar para penuntut ilmu yang cerdas mereka berkhidmat untuk agama ini.


Disana ada diantara para tholibul ‘ilmi yang mereka memiliki pekerjaan yang super sibuk, sehingga ia tidak ada kesempatan untuk mencari ilmu. Maka kita katakan kepada dia bahwa apabila haji saja yang merupakan rukun Islam akan jatuh apabila tidak ada kemampuan, apalagi untuk mengkonsentrasikan diri dalam menuntut ilmu dan memperluas pengetahuan tentangnya apabila ia tidak mampu untuk melakukan hal tersebut maka hal tersebut tidak mengapa baginya. Yang harus anda lakukan dalam kondisi tersebut adalah mempelajari hal-hal yang asasi saja dalam permasalahan agama anda dengan tetap menjaga semangat etos kerja dalam pekerjaan dan profesi anda, hal ini agar menjadi suatu gambaran yang baik bagi kaum muslimin yang lain tentang pentingnya prestasi baik dalam pekerjaan dunianya dengan tetap menjaga keikhlasan dihadapan Allah Ta’ala. Sebagai contoh: kita sangat membutuhkan seorang dokter yang adil, terpercaya, dan memiliki agama yang bagus, kita juga butuh seorang insinyur yang terpercaya, guru yang terpercaya, dan dalam seluruh pekerjaan duniawi yang kita butuhkan adalah orang-orang yang konsekuen terhadap syari’at Allah karena hal tersebut juga diantara faktor kemenangan bagi Islam dan kaum muslimin.Kami memohon kepada Allah agar apa yang disampaikan ini bermanfaat bagi bagi kita semua dan mudah-mudahan hal tersebut sebagai hujjah yang membela kita bukan hal yang menjadi bumerang bagi kita. Wassalamu’alaikim Warahmatullah Wabarakaatuh.


     Oleh: Dr. Syadi Muhammad An-Nu’man


       dari note Abu Hasan Putra disini


Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More