Suatu hari ada seorang anak yg diadili oleh hakim karena ayahnya. Dia diadili karena hutang ayahnya sebesar 630.000 dinar. Karena tidak bs melunasinya,sang anak rela dipenjara agar hutang ayahnya bisa terlunaskan dg cara dia dipenjara. Dia tidak mau ayahnya tergantung di akhirat nanti.
Sang hakim berkata "berapa yg bisa bayar untuk melunasi hutang ayahmu?"
Sang anak berkata:"saya sudah bekerja 1 tahun dan hanya bisa mengumpulkan 10.000 dinar. Penjaralah saya saja karena saya tidak bisa melunasi hutang ayah saya. Saya tidak mau ayah saya terkatung-katung di akhirat saya nanti.
Sang hakim:"kenapa kamu rela dipenjara?"
Sang anak: "karena saya ingin berbakti kepada ayah saya"
Sang hakim: "saya beri kamu waktu 3 bulan untuk bekerja dan melunasi hutang ayahmu"
Setelah tiga bulan...
Sang anak:" saya hanya bisa mengumpulkan 20.000 dinar. Kurang 600.000 dinar.. penjaralah saya agar saya bisa melunasi hutang ayah saya.
Sang hakim lalu mengeluarkan kertas dan menuliskan 600.000 dinar. Dia berkata :"ada seorang saudagar yg simpati dengan sikapmu terhadap ayahmu. Dia membantumu melunasi hutang ayahmu.
Saya ingin bertanya bagaimana bisa dalam waktu 3 bulan kamu bisa mengumpulkan 20.000 dinar? Padahal dulu kamu bekerja 1 tahun dan hanya bisa mengumpulkan 10.000 dinar.
Sang anak berkata : "saya bekerja dan banyak istighfar kepada Allah".
Pelajaran yg bisa kita ambil dari kisah ini:
1. Hendaknya kita berbakti kepada orang tua kita meskipun sudah meninggal.
2. Banyak istighfar, istighfar jg merupakan salah satu kunci rizki
diringkas dari radiorodja.com dengan sedikit perubahan bahasa
Tambak Bayan, 7 Juni 2013
Ummu Hanif ar rofiana
0 comments:
Post a Comment