Share
div id='fb-root'/>

Tuesday, November 15, 2011

Adab Islami di Musim Hujan

Share on :


hujan
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Kaum muslimin yang kami muliakan, alhamdulillah pada saat ini musim hujan telah tiba. Di musim ini, Allah Subhanahu wa Ta’alamenganugerahkan kita suatu karunia yang besar yakni karunia hujan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan melalui kumpulan awan. Allah menurunkan air hujan dari langit sebagai rizki bagi para hamba-Nya. Dengannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghidupkan bumi yang gersang dan mati. Sebagaimana kita lihat, hujan yang Allah turunkan dapat menyuburkan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
Rerumputan mulai tumbuh menghijau di tanah lapang dan perbukitan sehingga para pengembala pun mulai mendatanginya untuk menggembalakan ternaknya. Tanaman mulai berbunga indah dan tumbuhan pun mulai menghasilkan buahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjadikan air hujan sebagai minuman bagi manusia, hewan dan binatang melata lainnya. Begitu banyak manfaat dan kebaikan yang dihasilkan dari hujan. Sungguh ini adalah suatu karunia yang amat besar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى اْلأرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (18)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (ialah) kau lihat bumi kering dan gersang. Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39).
Kaum muslimin yang kami muliakan, sudah semestinya karunia yang besar ini kita syukuri. Sebagai salah satu wujud syukur kita dengan nikmat hujan ini, kami mengajak Anda untuk mempelajari adab-adab islami dan amalan yang hendaknya kita lakukan di musim hujan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’alamemberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Turunnya Hujan, Salah Satu Waktu Terkabulnya Do’a
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, 2/294 mengatakan, “Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلاَثٍ: عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوْشِ، وَإِقَامَةِ الصَّلاَةِ، وَنُزُوْلِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan, yakni ketika bertemunya dua pasukan (di medan perang), ketika shalat hendak dilaksanakan dan ketika hujan turun.” (Diriwayatkan oleh Imam Asy-Syafi’i dalam kitab Al-Umm, 1/223-224 dan Al-Baihaqi dalam Al-Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Hadits ini dinilai shohih oleh Al-Albani dalam Shohiih al-Jami’, no. 1026).
Do’a Ketika Turun Hujan
Kaum muslimin rahimakumullah, sesungguhnya waktu turunnya hujan adalah waktu yang mustajab sebagaimana telah kami sampaikan pada hadits di atas. Maka sangat dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak do’a ketika itu, terutama dengan do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diriwayatkan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala melihat hujan turun, Beliau berdo’a dengan mengucapkan
اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
“Allohumma shoyyiban naafi’aa” (Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 1032)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkan do’a ini. Amin
Ketika Hujan Lebat
Hendaknya kita senantiasa merasa takut kepada Allah dan berlindung pada-Nya tatkala terjadi perubahan cuaca dan telah nampak sesuatu yang ditakutkan. Sesungguhnya ada umat terdahulu yang Allah binasakan dengan datangnya mendung yang mengandung adzab, disebabkan oleh maksiat yang mereka lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa gelisah ketika melihat awan mendung dan angin kencang. Beliau khawatir umat beliau akan diadzab dengannya karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Beliau akan kembali gembira ketika awan mendung dan angin kencang telah berlalu.” (Disarikan dari Syarh Shahih Muslim, 6/196).
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat lidahnya, beliau hanya tersenyum. Apabila beliau melihat awan mendung dan mendengar angin kencang, maka wajah beliau akan segera berubah.”
Aisyah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, aku memperhatikan manusia apabila mereka melihat awan mendung, maka mereka bergembira karena mengharap hujan akan turun. Namun, aku memperhatikan dirimu, jika mendung datang, kegelisahan nampak di wajahmu.” Aisyah berkata, “Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Wahai ‘Aisyah tidak ada yang dapat menjaminku, bahwa awan tersebut mengandung adzab. Sungguh suatu kaum telah diadzab dengan angin kencang sedangkan mereka mengatakan, “Inilah awan yang akan mengirimkan hujan kepada kami. (QS. Al-Ahqaaf: 24).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 899)
Tatkala hujan turun begitu lebatnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no.  1014 dan Muslim, no. 897).
Mengambil Berkah dari Air Hujan
Kaum muslimin yang kami muliakan, sesungguhnya air hujan yang Allah turunkan dari langit adalah air yang diberkahi, yakni air yang mengandung banyak kebaikan dan keberkahan. Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا (9)
“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi…” (QS. Qaaf: 9)
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah kehujanan. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami bertanya, ‘Ya Rasulullah, mengapa Anda melakukan demikian?’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
ِلأَنَّهُ حَدِيْثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena hujan itu (adalah rahmat yang) baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2120)
Hadits yang mulia ini  menunjukkan disunnahkannya berhujan-hujanan dan menyingkap sebagian tubuh agar terkena air hujan. (Syarh Shahih Muslim, VI/196).
Kita juga dapat mengambil berkah dari air hujan dengan berwudhu menggunakannya. Ibnu Qudamahrahimahullah mengatakan, “Dianjurkan untuk berwudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir deras.” (Al-Mughni, II/295).
Do’a Setelah Turunnya Hujan
Setelah hujan reda, kita dianjurkan berdo’a dengan mengucapkan
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
“Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih (artinya: Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah)”. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 846 dan Muslim, no. 71 dari Kholid Al-Juhany radhiyallahu ‘anhu).
Muroja’ah : Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel: attaubah.com
Sumber: Buletin at-Taubah edisi 05
Nas alullaaha wal 'aafiyah.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More