Share
div id='fb-root'/>

Friday, July 1, 2011

Bolehkah Menggunakan Ayat “Sungguh Allah Maha Pengampun” Sebagai Pembenar Perbuatan Maksiat?

Share on :

Pertanyaan:
Bagaimana pendapat Syaikh yang mulia jika seseorang dinasihati agar meninggalkan perbuatan dosa, lalu berdalih menggunakan firman Allah,
فَإِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (QS. al-Baqarah: 192).

Jawaban:
Jika ia ber-hujjah demikian, maka hendaklah kita membantahnya dengan firman Allah,
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُوْر ُالرَّحِيْمُ. وَ أَنَّ الْعَذَابِيْ هُوَ الْعَذَابُ الْعَلِيْمُ
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sungguh Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, dan bahwa sungguh azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. al-Hijr: 49-50).
اِعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Ketahuilah bahwa sungguh Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (QS. al-Maidah: 98).
Kalau ia membawakan ayat-ayat yang mengandung harapan sebagai lawan dari ayat-ayat yang mengandung ancaman, maka jawaban orang itu hanyalah dimaksudkan untuk melecehkan. Terhadap orang seperti ini kita mengatakan, “Takutlah kepada Allah. Laksanakan kewajiban Anda kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya, sebab tidak semua orang yang melaksanakan kewajibannya kepada Allah dapat melakukannya dengan sebaik-baiknya.” (Syaikh Ibnu Utsaimin,Mizanusy Syari’ah, hal. 10-11).
Sumber: Fatwa Kontemporer Ulama Besar Tanah Suci, Media Hidayah, Cetakan 1, Tahun 2003.
(Dengan penataan bahasa oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More