Share
div id='fb-root'/>

Friday, December 16, 2011

Pemahaman Penting Tentang Dua Hal Penting (Terhadap Dua Takdir Allah)

Share on :


Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik AllahSubhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
[Wajibnya Beriman Terhadap Dua Takdir Allah]
Iman kepada takdir Allah ‘Azza wa Jalla adalah salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim dan mukmin, baik laki-laki maupun perempuan. Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam menjabarkan tentang rukun iman dalam hadits Jibril,

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ». قَالَ صَدَقْتَ.

Jibril mengatakan, “Beritahukanlah kepadaku apa itu iman?” Nabishallallahu ‘alaihi was sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, Malaikatnya, kitab-kitabnya, para rosul, hari akhirat dan engkau beriman terhadap takdir Allah yang baik maupun yang buruk”. Kemudian Jibril menjawab, “Engkau benar”[1].
[Sesuatu yang Ditakdirkan Allah Ada Dua Jenisnya]
Bagian ini merupakan inti dari tulisan ini karena inilah latar belakang kami menulis artikel ini. Karena sebagaian orang salah, rancu dan kurang paham tentang masalah takdir dan kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah mengatakan,
“…….Semua yang ditakdirkan itu terbagi menjadi takdir kauni dan takdir syar’i. Maka takdir kauni adalah jika Allah mentakdirkan kepadamu suatu hal yang dibenci, maka hal itu pasti terjadi baik orang yang ditakdirkan padanya hal itu ridho ataupun tidak.
Kemudian takdir syar’i adalah sesuatu yang seorang manusia dapat melakukannya dan sebagian tidak dapat melakukannya. Namun jika ditinjau dari sisi keridhoan Allah terhadap hal itu maka perlu ada rincian. Jika sesuatu itu merupakan keta’atan kepada Allah maka wajib hukumnya untuk meridhoinya. Sedangkan jika sesuatu itu merupakan kemaksiatan maka wajib membencinya, cela dan menghentikannya”[2].
Sedangkan dalam redaksi yang lain Syaikh DR. Muhammad bin Ibrahim Al Hamd dalam Tesisnya yang juga kitabnya mengatakan,
“Irodah Robbaniyah terbagi dua,
[1]. Irodah Kauniyah Qodariyah, jenis ini sama dengan kehendak/masyi’ah. Irodah jenis ini semua orang tercakup di dalamnya, orang kafir maupun muslim dalam irodah jenis ini statusnya sama. Demikian juga orang  yang ta’at dan pelaku maksiat, seluruhnya berada di bawah irodah/masyi’ah Allah”. Misalnya firman Allah Ta’ala,

وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ

“Jika Allah berkehendak/memiliki irodah suatu keburukan maka tidak seorangpun yang mampu menolaknya”. ( QS. Ar Ro’du [13] : 11).
Demikian juga firman Allah ‘Azza wa Jalla,

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki akan diberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang Allah kehendaki kesesatan baginya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit”. ( QS. Al An’am [6] : 125).
[2]. Irodah Syar’iyah Diniyahjenis ini terkandung di dalamnya kecintaan dan keridhoan Allah. Contohnya semisal firman Allah Ta’ala,

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

 “Allah memiliki irodah/menginginkan bagi kalian kemudahan dan Dia tidak memiliki irodah/menginginkan bagi kalian kesusahan”. ( QS. Al Baqoroh [2] : 185).
Demikian juga firman Alla Ta’ala,

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ

“Dan Allah memliki irodah/kehendak untuk menerima taubatmu”( QS. An Nisa [4] : 27).
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ

“Allah tidaklah memiliki irodah/menginginkan bagi kalian kesusahan melainkan Allah memiliki irodah/ingin menyucikan kalian”( QS. Al Maidah [5] : 6).
Sekian kutipan perkataan beliau[3].
Sering disampaikan cara mudah untuk memahami kedua takdir/irodah ini. Contohnya adalah sebagai berikut :
1. Keimanan Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu diinginkantakdir/irodah syar’iyah diniyah dan takdir/irodah kauniyah Allah‘Azza wa Jalla. Demikian juga kekafiran Abu Bakarrodhiyallahu ‘anhu tidak diinginkan oleh takdir/irodah syar’iyah diniyah dan takdir/irodah kauniyah Allah ‘Azza wa Jalla.
2. Kekafiran Fir’aun tidak diinginkan oleh takdir/irodah syar’iyah diniyah dan diinginkan oleh takdir/irodah kauniyah Allah ‘Azza wa JallaDemikian juga keimanan Fir’aun tidak diinginkan oleh takdir/irodah kauniyah Allah ‘Azza wa Jalla namun diinginkan takdir/irodah syar’iyah diniyah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun perbedaan keduanya serta buah dari beriman terhadapnya Insya Allah akan kita sambung dalam tulisan berikutnya
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sigambal, Setelah Isya’ 11 Muharram 1433 H / 07 Desember 2011


Aditya Budiman bin Usman


[1] HR. Muslim no. 1.
[2] Lihat Syarh Aqidah Wasitiyah oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin hal. 421 terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh.
[3] Lihat Al Iman Bil Qodho’ wal Qodar oleh DR. Muhammad bin Ibrohim Al Hamd hal. 82 terbitan Dar Ibnu Khuzaimah, Riyadh, KSA.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More