Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Kaum muslimin yang kami muliakan, sholat hukumnya wajib atas setiap mukmin dan mukminah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (103)
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisaa’: 103).
Sholat adalah rukun Islam yang paling penting setelah dua kalimat syahadat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ،
وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima perkara: Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 8 dan Muslim, no. 21 dari ‘Abdullah Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma).
Keutamaan Menjaga Sholat
Sholat merupakan amal yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat kelak. Apabila sholat seorang hamba itu baik maka ia akan mendapatkan keberuntungan dan kesuksesan. Sebaliknya, jika sholatnya rusak maka ia akan mendapatkan kegagalan dan kerugian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةُ،
فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba di Hari Kiamat kelak adalah sholat. Jika sholatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Dan jika rusak sholatnya, akan rusak pula seluruh amalnya.”(Diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam Al-Ausath, II/512 dan dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohiihah, no. 1358)
Mengajak Keluarga Untuk Sholat
Kaum muslimin yang kami muliakan, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan seluruh pengikut Beliau agar mereka memerintahkan keluarga mereka mengerjakan sholat dan bersabar dalam mengerjakannya. Allah Ta’ala berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا (132)
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya…” (QS. Thaahaa: 132).
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءِ سَبْعِ سِنِيْنَ
وَاضْرِبُوْهُمْ عَلََيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika tidak mengerjakannya) pada usia sepuluh tahun.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Ash-Sholaah, no. 495, Ahmad II/180 dan 187. Hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh al-Albani dalam,Irwaa-ul Ghaliil I/266).
Kaum muslimin rahimakumullah, renungilah wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Apabila seorang ayah mengajak anaknya rutin sholat lima waktu berjama’ah di masjid sejak usia tujuh tahun, maka pada saat anak ini berusia sepuluh tahun, sekurang-kurangnya ia telah mengerjakan sholat berjama’ah sebanyak 5000 kali. Di saat usia sepuluh tahun, akankah anak ini mudah meninggalkan sholat setelah ia rutin mengerjakannya sebanyak 5000 kali? Sesungguhnya usia tujuh sampai sepuluh tahun adalah masa-masa di mana seorang anak paling suka berangkat ke masjid. Maka pada usia inilah, hendaknya orang tua memberikan perhatian khusus dalam pengajaran sholat kepada anak-anaknya.
Sungguh, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila orang tua melaksanakan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini, niscaya mereka tidak akan kesulitan memerintahkan anaknya untuk sholat. Bahkan anaknya akan berangkat ke masjid dengan sendirinya tanpa perintah dari orang tua. Mereka akan berangkat ke masjid dengan gembira sebagaimana layaknya akan kecil. (Disarikan dari Durus al-‘Amm, edisi terjemahan: Kultum Setahun, hal. 223-224, Abdul Malik bin Muhammad Abdurrahman al-Qasim).
Allah Ta’ala memuji orang-orang yang mengerjakan sholat dan menyuruh keluarganya mengerjakan sholat. Allah Ta’ala berfirman:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيْلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولاً نَبِيًّا (54)
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (55)
“Dan ceritakanlah (kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya Ismail adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk mengerjakan sholat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhoi di sisi Rabb-nya.”(QS. Maryam: 54-55).
Dan Allah Ta’ala mencela orang-orang yang mengabaikan sholat dan malas mengerjakannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ
وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59)
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya …” (QS. Maryam: 59)
Sholat Akan Menghapuskan Dosa-Dosa
Kaum muslimin yang kami muliakan, sholat yang dilakukan oleh seorang mukmin akan menghapuskan dosa-dosanya apabila dikerjakan dengan benar sesuai dengan petunjuk yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan dan dikerjakan dengan ikhlash mengharapkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ،
هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوْا: لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ،
قَالَ: فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا.
“Bagaimana pendapat kalian, jika ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, di sungai itu ia mandi lima kali setiap harinya, masih adakah sisa kotoran di badannya? Para sahabat menjawab, “Tak ada kotoran yang tersisa padanya sedikit pun.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seperti itulah perumpamaan sholat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa.”(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 528 dan Muslim, no. 667).
Dalam redaksi yang lain disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Sholat lima waktu, Jum’at hingga Jum’at berikutnya, dan Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya, akan menjadi penebus dosa-dosa di antara keduanya, selama tidak melakukan dosa-dosa besar.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim no. 233).
Sholat Merupakan Wasiat Terakhir Nabi Sebelum Wafat
Kaum muslimin yang kami muliakan, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepada umatnya untuk senantiasa menjaga sholatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamberulang kali memberikan wasiat yang agung ini di saat-saat terakhir menjelang wafatnya.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya ia mengatakan,
كَانَ مِنْ آخِرِ وَصِيَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ،
حَتَّى جَعَلَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُلَجْلِجُهَا فِيْ صَدْرِهِ
وَمَا يَفِيْصُ بِهَا لِسَانُهُ
“Wasiat yang terakhir kali disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah: “Jagalah sholat, jagalah sholat dan budak-budak kalian.” Sampai-sampai Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulangnya di dalam dada dan tidak dapat mengucapkannya melalui lisan Beliau dengan jelas.”(Diriwayatkan oleh Ahmad VI/290, 311, dan 322. Hadits ini dinilai shohih oleh Al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil, VII/238).
Nasehat Indah Para Ulama Terdahulu
Sufyan bin Uyainah rahimahullah mengatakan, “Janganlah kalian seperti budak yang kurang ajar, (yakni) yang tidak datang sebelum dipanggil. Hendaklah kalian mendatangi sholat sebelum dipanggil.” (Hilyah al-Auliya, V/316).
Sebagian ulama mengatakan, “Salah satu wujud penghormatan terhadap sholat adalah mendatanginya sebelum iqomah.” (Hilyah al-Auliya, V/316).
Al-Auza’i rahimahullah meriwayatkan bahwa ‘Umar radhiyallahu ‘anhu pernah menulis surat kepada para pekerjanya: “Hindarilah kesibukan-kesibukan menjelang sholat. Karena orang yang menyia-nyiakan sholat, pasti akan lebih mudah menyia-nyiakan kewajiban yang lainnya dalam Islam.” (Hilyah al-Auliya, V/316).
Muroja’ah : Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Nas alullaaha wal 'aafiyah.
0 comments:
Post a Comment