Share
div id='fb-root'/>

Kaya tidak diukur dengan banyaknya harta

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bertakwa itu dimana saja

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”(HR Tirmidzi 1987)

Mudahkan Kesulitan Saudara Kita

“Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.”(HR Muslim 2699)

Segeralah Bertaubat

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133)

Bersemangatlah untuk Beramal Shalih

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl: 97)

Wednesday, May 22, 2013

Hati-Hati dengan Penyakit ‘Ain

Hati-Hati dengan Penyakit ‘Ain
Al hafidz ibnu Hajar rahimahullah berkata
“Dan ‘ain itu adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.” [Fathul Bari, 10/200]. Kebanyakan dari manusia tidak sadar bahwa penyakit ‘ain itu memang ada. Penyakit ‘ain adalah seseuatu yang benar-benar ada secara hakiki. Rasulullah shalalllahu ‘alaihi wa sallam  bersabda “Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta untuk mandi maka mandilah.” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma].
Misalnya  anak kecil yang dipandang dengan penuh dengki karena kelucuannya dan begitu menggemaskan maka ia bisa jatuh sakit atau terus-terusan menangis. Selain dari penglihatan, hasad ternyata bisa terjadi melalui gambar atau hanya sekedar khayalan.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad (4: 153) berkata,
 “Ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat.”
Syaikh Sholih Al Munajjid berkata, “Dari sini terlihat bahwa ‘ain bisa ditimbulkan dengan melihat pada gambar seseorang secara langsung atau melihatnya di TV. Bahkan bisa hanya dengan mendengar, lalu dikhayalkan dan terkenalah ‘ain. Kita memohon pada Allah keselamatan.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272)
Sehingga disarankan tidak memajang foto anak/saudara kita di media sosial agar terhindar dari penyakit ini.
Cara mencegah penyakit ‘ain adalah:
1.      Hendaknya sebagai muslim, apabila seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya ia mendoakan keberkahan (misal mengucapkan Barakallahu fiik) kepada saudaranya. Hal ini sesuai hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam  “Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]
2.      Kunci utama agar terjauhkan dari ‘ain adalah mendekatkan diri pada Allah dengan tawakkal pada-Nya, juga selalu rutinkan dzikir setiap harinya agar diri dan anak kita selamat dari orang yang hasad (dengki). Hanya kepada Allah tepat berlindung sebagaimana disebutkan dalam surat Al Falaq, kita berlindung dari kejelekan orang yang hasad ketika ia hasad.
Jika terkena penyakit ‘ain bisa diobati dengan cara berikut:
1.    Meminta kepada orang yang memandang untuk mandi, kemudian bekas air mandinya disiramkan kepada orang yang dipandangnya. Caranya seperti dalam hadits berikut:
“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruhAmir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.” Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.”  [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif,Shahih Ibni Majah, no. 2828]
2.    Diruqyah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam   bersabda “Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu]
Wallahu a’lam
Hadanallahu wa lakum
dikutip dari berbagai sumber
diselesaikan di Tambak Bayan, Sleman, Yogyakarta
Ummu Hanif Ar Rofiana

Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Tuesday, May 14, 2013

Keutamaan Masjid

Allahumma shalli wa sallim ‘alaa nabiyyina muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam

Berikut ini adalah ringkasan ceramah Syaikh Abdur Razaq bin Abdil Muhsin Al Badr rahimahumallah tentang Keutamaan Masjid di Masjid Al Fattah Jatinegara, Jakarta Timur.
Keutamaan Masjid
Ya Allah tidak ada ilmu kecuali dariMu...
hanya bagi Allah pujian bagi Allah, baik zhahir maupun batin.
Pada kajian ini beliau ingin memberikan bimbingan2 yg berhub masjid Allah, bagaimana keagungan dan sikap kita yang benar terhadap masjid.
dan cukuplah kemuliaan bahwa masjid adalah rumah Allah.
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”  QS Al Jin 18
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian... QS  At taubah 18.
Dalam ayat-ayat tersebut  Allah menyandarkan masjid kepadanya. Ini  adalah penyandaran kemulian tempat ini (masjid). Masjid memiliki keutamaan dan keagungan. hendaknya kita mengetahui keutamaan dan keagungannya. cukuplah kemuliaan masjid karena masjid tempat yang dicintai Allah. Rasulullah bersabda “ Bagian negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan bagian negeri yang dibenci Allah adalah pasar-pasarnya. (HR Muslim)
Karena di masjid adalah tempat untuk menyebarkan ilmu, mengajarkan al qur’an dan banyak manfaat lainnya sedangkan pasar di sana banyak kedustaan dan keburukan lainnya.
Masjid adalah penyejuk pandangan kaum muslimin yang menjadikan kebahagiaan bagi kaum muslimin melebihi kebahagiaan di tempat lain.
3 ayat yang berhubungan dengan masjid
1.      QS  Al jin ayat 18
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”
Ayat ini mengandung makna bahwa ikhlaskan ketaatan kalian hanya kepada Allah.
2.      QS An nuur 36-37
“Di rumah-rumah Allah (masjid), telah diperintahkan untuk diangkat dan disebut namaNya di dalamnya pada waktu pagi dan petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat dan membayar zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.
Pada ayat tersebut ada perkara yang perlu kita ketahui:
a.       Pada ayat yang artinya “.... di rumah -rumah Allah (masjid), telah diperintahkan untuk diangkat “ maksudnya adalah berhubungan tentang pembangunan masjid, menjaga kebersihan masjid. Barangsiapa yang membangun masjid karea Allah, Allah akan bangunkan baginya satu rumah di surga.
b.      Pada ayat yang artinya” ... disebut namaNya di dalamnya pada waktu pagi dan petang" maksudnya adalah disebutnya nama Allah di masjid untuk berdzikir kepada Allah.

3.    
  QS At Taubah 18
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Pada ayat tersebut menjelaskan tentang kemakmuran masjid yang hakiki. Kemakmuran masjid yang hakiki dibangun di atas:
1.      Aqidah yang shahihah (bersumber pada Al qur’an dan as sunnah). Yang memakmurkan masjid adalah orang yang beriman kepada Allah, berada di atas jalan Allah. Memakmurkan masjid tidak tegak jika tidak pada aqidah yang shahihah.
2.      Ketaatan. “....serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat...” , amalan yang berupa amalan hati dan anggota badan. Amalan anggota badan adalahshalat yang Allah wajibkan atas kita

Wahai Allah, perbaikilah agamaku yang ia adalah penjaga perkaraku dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya kehidupanku dan perbaikilah akhiratku yang di dalamnya tempat kembaliku dan jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan untukku di dalam setiap kebaikan dan jadikanlah kematian ini sebagai istirahat untukku dari setiap keburukan.” HR. Muslim.


Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/07/cara-membuat-pesan-peringatan-hak-cipta.html#ixzz1iGyhTDSY

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More