Share
div id='fb-root'/>

Tuesday, September 18, 2012

Sepucuk Tulisan Buat Anakku Tersayang

Share on :

Bismillah...
Ana ketik sebuah surat yang maknanya begitu indah..
semoga kita mampu mengambil ibrah dari sepucuk surat ini...
sepucuk surat buat seorang anak, RENUNGAN BAGI ORANG TUA, DAN CALON ORANG TUA.  ^^

---------
Aku Tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki, surat seorang ayah kepada seorang ayah.

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah, karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui...

Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya...

Meskipun demikian, ketahuilan Nak... menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanmu terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan di hadapan Tuhan, ketika aku duduk berhadapan dengan-Nya, hingga saat usia senja ini.

Nak. saat pertama engkau hadir, kucium, kupeluk engkau sebagai buah cintaku dengan ibumu. Sebagai bukti bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun juga. Tapi seiring waktu, ketika engkau suat kali telah mampu berkata "Tidak", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik Ibmumu nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. ENgkau adalah Milik Allah azza wa jalla saja. Tak ada hakku menuntut pengabdian dirimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk-Nya...

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh air mata di hadapan Allah ta'ala. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku...

Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuat senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala seuatu karena-Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku buakan membuat engkau dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Allah azza wa jalla...

Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberikan contoh kepadamu dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala. keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Allah ta'ala. Agar perjalananmu mendekati-Nya, tak lagi terasa sulit...

Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya...

Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tidak boleh berhenti. perjalanan mengenal Allah ta'ala tak kenal letih dan berhenti. Berhenti bearti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa...

Akhirnya Nak, kalau nanti kita semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah azza wa jalla, dan kudapati jarakku amat jauh dari-Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah ta'ala. Aku akan bangga nak, KARENA ITULAH BUKTI BAHWA SEMUA TITIPAN KITA KEMBALIKAN PADA PEMILIKNYA...

Dari Ayah yang senantiasa merindukanmu.

Tertanda..
Ayahanda.

-----------------

(maraji': The miracle of Love, Keajaiban Cinta - Abu Umar Basyir)

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More