Sa’id bin Al-Musayyab radhiyallahu anhu
pernah berkata, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi, melainkan dia
tidak merasa aman dari gangguan Iblis, yang merusaknya melalui perantara
seorang wanita.”
Dan dari hasan bin Shalih, dia berkata, “Aku pernah mendengar setan
berkata kepada wanita, “Engkau adalah separuh pasukanku, engkau adalah
anak panah yang kuluncurkan dan aku tidak pernah salah sasaran. Engkau
adalah penyimpan rahasiaku dan engkau adalah utusanku jika aku
membutuhkan.”
Kisah ini diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih radhiyallahu ‘anhu. Ada
seorang ahli ibadah di kalangan bani israel. Dia adalah orang yang
paling tekun beribadah pada zamannya. Pada saat itu ada tiga orang laki
laki bersaudara yang memiliki satu saudari lagi, seorang gadis. Ketika
mereka hendak pergi untuk ikut dalam perngiriman satuan pasukan, mereka
tidak tahu siapa yang akan menjaga dan melindungi saudari mereka, dan
kepada siapa dia akan dititipkan. Maka mereka sepakat untuk menitipkan
saudari mereka kepada laki laki ahli ibadah di kalangan Bani Israel.
Dengan penuh keyakinan mereka mendatangi ahli ibadah itu dan memintanya
untuk sudi dititipi saudari mereka, yang berarti saudari mereka itu
harus menetap di tempat ahli ibadah dan dalam lindungannya hingga mereka
kembali dari peperangan. Namun ahli ibadah menolak permintaan mereka
dan dia berlindung kepada Allah dari keberadaan saudari mereka. Mereka
terus mendesak ahli ibadah itu hingga akhirnya dia berkenan. Ahli ibadah
itu berkata, “Suruhlah dia menginap di sebuah bilik di lantai bawah
biaraku.”
Maka mereka menempatkan saudarinya di bilik yang dimaksudkan kemudian
mereka meninggalkannya. Dengan begitu, gadis tersebut berada di tempat
ahli ibadah untuk sekian lama, yang selama itu pula ahli ibadah turun
dari biaranya untuk memberikan makanan kepada sang gadis. Dia meletakkan
makanan di dekat pintu biara, kemudian menutupnya kembali lalu naik ke
lantai atas dalam biaranya. Setelah itu sang gadis keluar dari biliknya
untuk mengambil makanan yang sudah diletakkan ahli ibadah.
Setan cukup sabar menghadapi ahli ibadah itu dan senantiasa
membuatnya senang melakukan kebaikan, sambil membesar besarkan masalah
jika gadis itu keluar pada siang hari dan menakut nakutinya andaikan ada
orang lain yang melihat keberadaan gadis itu di biaranya. Maka setan
menambahi tipu muslihatnya dengan berkata, “Andaikan engkau mau berjalan
ketika membawa makanannya , lalu engkau meletakkannya didepan biliknya,
tentu pahalamu semakin bertambah besar.”
Setan terus menerus membujuknya hingga dia mau berjalan mendekati
bilik gadis dan meletakkan makanannya di depan pintunya, tanpa berbicara
sedikitpun. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.
Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan menganjurkannya kepada
suatu kebaikan, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berjalan membawa
makanannya dan meletakannya di dalam biliknya, tentu pahalamu semakin
besar.” Iblis senantiasa membujuk ahli ibadah hingga dia mau berjalan
membawa makanannya dan meletakkannya di dalam bilik sang gadis. Hal ini
terjadi hingga beberapa lama.
Iblis menyuruh ahli ibadah kepada kebaikan dan menganjurkannya,
seraya berkata, “Andaikata engkau mau berbicara dan mengobrol dengannya,
tentu engkau akan bisa menjaganya, karena dia bisa saja dimangsa
binatang buas.” Iblis senantiasa membujuknya, hingga ahli ibadah itu mau
berbincang bincang dengan sang gadis dari atas lantai di atas biaranya
hingga beberapa lama.
Setelah itu Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata membujuknya,
“Andaikata engkau mau turun ke biliknya, duduk di depan pintu biaramu
dan mengajaknya berbincang bincang denganmu, tentu hal itu lebih dia
sukai.” Iblis senantiasa membujuknya hingga ahli ibadah mau duduk di
depan pintu biaranya dan keduanya berbincang bincang. Hal ini terjadi
hingga beberapa lama.
Iblis mendatangi ahli ibadah dan mengajurkan sesuatu yang selayaknya
ia lakukan. Iblis berkata, “Andaikata engkau keluar dari biaramu dan
duduk di dekat pintu biliknya, lalu engkau berbincang bincang dengannya,
tentu lebih menyenangkan hatinya. Iblis senantiasa membujuk ahli ibadah
hingga akhirnya dia benar-benar melaksanakannya. Hal ini terjadi hingga
beberapa lama.
Iblis mendatangi ahli ibadah lagi dan memberinya anjuran tentang
pahala yang akan diperolehnya di sisi Allah jika dia mau mengerjakannya.
Iblis berkata, “Andaikan saja engkau mau keluar dari biaramu dan duduk
lebih dekat lagi ke pintu bilik si gadis itu serta berbincang bincang
dengannya tanpa perlu keluar dari sana.” Ahli ibadah melakukan anjuran
Iblis ini dan hal ini berjalan hingga beberapa lama.
Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata, “Andaikata engkau
mau masuk ke dalam bilik gadis itu, berbincang bincang dengannya dan
tanpa diketahui seorang pun, maka hal ini tentu lebih baik bagimu.” Maka
sehari penuh ahli ibadah menemani sang gadis di dalam biliknya. Ketika
hari sudah senja, dia keluar dan naik ke lantai atas dari biaranya
Iblis mendatangi ahli ibadah dan terus menerus membujuknya, hingga
dia berani memegang paha sang gadis dan memeluknya. Iblis terus
memperdaya ahli ibadah dengan membisikkan bahwa hal itu merupakan
kebaikan, hingga akhirnya dia menyetubuhinya dan gadis itu pun hamil.
Ketika tiba saatnya, gadis itu melahirkan seorang bayi. Iblis mendatangi
ahli ibadah seraya berkata, “Apa pendapatmu jika saudara saudaranya
datang sementara saudari mereka telah melahirkan seorang bayi akibat
perbuatanmu? Apa yang hendak engkau lakukan? Tentu saja aku tak berani
menjamin dirimu, bahwa nama baiknya akan tercemar, atau mereka akan
mencemarkan nama baikmu. Karena itu hampirilah bayi itu, bunuhlah dia,
lalu kuburkan mayatnya. Gadis itu akan merahasiakannya karena takut
andaikan saudara saudaranya tahu apa yang telah engkau perbuat terhadap
dirinya.”
Maka ahli ibadah itu melakukan apa yang dianjurkan Iblis. Lalu Iblis
berkata lagi, “Apakah menurut pendapatmu wanita itu akan menyembunyikan
kepada saudara saudaranya apa yang telah engkau perbuat terhadap dirinya
dan anaknya? Ambillah wanita itu, bunuhlah dia dan kubur bersama
anaknya!”
Ahli ibadah benar benar mengikuti anjuran Iblis, membunuh dan
mengubur gadis itu bersama anaknya. Dia juga membuat sebuah lubang dan
meletakkan sebuah batu besar diatasnya setelah meratakan tanahnya.
Setelah itu ia naik ke lantai atas biaranya untuk beribadah disana.
Tidak berapa lama berselang seperti yang dikehendaki Allah, saudara
saudara sang gadis datang dari peperangan, lalu mereka mendatangi biara
dan menanyakan saudari mereka. Ahli ibadah menangis dan menunjukkan
belas kasihannya terhadap saudari mereka seraya berkata, “Dia adalah
seorang wanita yang paling baik. Itu adalah kuburannya. Lihatlah!”
Mereka mendatangi kuburan saudari mereka dan menangis disana sebagai
luapan kasih sayang mereka. Beberapa hari mereka berada di kuburan itu
lalu mereka pulang ke rumah.
Pada malam harinya dan setelah mereka tidur, setan mendatangi mereka
lewat mimpi. Setan muncul dalam rupa seorang musafir. Pertama kali ia
datang dalam mimpi salah seorang di antara mereka yang paling tua. Setan
bertanya tentang nasib saudarinya. Orang itu menjawab seperti apa yang
dikatakan ahli ibadah, bagaimana kematiannya dan bagaimana kasih sayang
yang ditunjukkannya terhadap saudarinya itu. Bahkan ahli ibadah itu juga
menunjukkan kuburannya. Namun setan menyangkal semua itu seraya
berkata, “Ahli ibadah itu tidak berkata jujur tentang saudari kalian.
Saudari kalian itu telah hamil dan melahirkan bayi karena perbuatan ahli
ibadah, lalu dia membunuh saudari kalian dan menguburnya di balik pintu
sebelah kanan di bilik yang ditempati saudari kalian. Pergilah kesana
dan buktikan sendiri, tentu kalian akan mendapatkan apa yang kukatakan
ini.”
Lalu Iblis mendatangi dua saudaranya yang lain dan mengatakan hal
yang sama. Ketika sudah bangun mereka merasa heran dengan mimpi yang
mereka alami dan mereka semakin heran ketika mereka memberi tahu tentang
mimpi mereka masing masing.
“Ini hanya sekedar mimpi, kalian tak perlu memperdulikannya” kata yang paling tua .
Yang paling muda berkata, “Demi Allah aku tidak akan surut sebelum mendatangi tempat itu dan memeriksanya.”
Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mendatangi bilik yang dulu
ditempati saudarinya. Mereka membuka pintu dan mencari cari tempat
seperti yang diberitahukan kepada mereka lewat mimpi. Ternyata benar,
saudari mereka dan anaknya terkubur di tempat itu. Mereka menemui ahli
ibadah dan menanyakan tentang nasib saudari mereka dan tak ada pilihan
lain bagi ahli ibadah selain mengakuinya karena godaan setan. Mereka pun
menurunkan ahli ibadah dari biaranya dan siap untuk di salib. Tatkala
ahli ibadah itu sedang diikat di papan, setan menemuinya seraya berkata,
“Tentunya engkau sudah tahu bahwa sebenarnya akulah yang telah
menggodamu dengan kehadiran wanita itu, lalu engkau membuatnya hamil,
lalu engkau membunuhnya dan anaknya. Jika pada saat ini engkau tunduk
kepadaku dan kufur kepada Allah yang telah menciptakanmu dan membentuk
dirimu, tentu engkau akan selamat dari keadaan yang akan menimpamu
ini..”
Maka ahli ibadah itu menyatakan kufur kepada Allah. Namun kemudian
setan meninggalkannya begitu saja dan membiarkan orang orang
menyalibnya. Karena peristiwa inilah Allah menurunkan surah Al Hasyr :
16
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلإنْسَانِ اكْفُرْ
فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ
الْعَالَمِينَ
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan
ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala
manusia itu telah kafir, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas
diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta
Alam’.”
Sungguh benar perkataan Al Haasan bin Shalih yang mengatakan
“Sesungguhnya setan benar-benar akan membukakan 99 pintu kebaikan bagi
seorang hamba, untuk tujuan membuka satu pintu keburukan.”
0 comments:
Post a Comment