Renungan Pertama :
Waktu dalam pandangan Islam
Waktu dalam pandangan Islam
Orang barat mengatakan “Time is Money“, “Waktu adalah Uang”. Sebuah semboyan yang setidaknya benar-benar menggambarkan pola pikir mereka yang individualis, materialistis, dan kapitalis dalam menyikapi arti sebuah waktu. Yang setidaknya hal ini juga tercermin didalam pola bermuamalah yang mereka terapkan.
Sedangkan orang arab mengatakan di dalam pepatahnya :
الوقت كالسيف إن لم تقطعه قطعك ، ونفسك إن لم تشغلها بالحلال شغلتك بالحرام والوقوع في الآثام
“Waktu diibaratkan pedang, jika engkau tidak memotongnya maka waktulah yang akan memotongmu, Dan jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan sesuatu yang halal, maka dia akan menyibukkanmu dengan sesuatu yang haram serta perbuatan-perbuatan dosa”, tentunya sebuah semboyan yang sangat indah serta menyentuh jiwa.
Lalu seperti apakah ajaran agama Islam dalam memandang dan menyikapi waktu ??, Berikut ini adalah ulasannya secara singkat,
Pertama : Islam menjadikan waktu sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Sebagaimana telah diisyaratkan oleh Alloh yang telah bersumpah dengan nama waktu di dalam banyak ayat, diantaranya dalam firmanNya :
{ وَالْعَصْرِ, إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ }
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian” (QS. Al-`Ashr: 1-2 )
{ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى, وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى }
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang” ( QS. Al-Lail : 1-2 )
{ وَالضُّحَى, وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى }
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)” (QS. Adh-Dhuha : 1-2)
Dan tidaklah Alloh bersumpah di beberapa ayat dengan nama waktu, melainkan hal tersebut menunjukkan atas kemuliaan serta keagungan hal tersebut, yaitu dalam hal ini adalah waktu.
Kedua : Islam mendorong seseorang untuk menggunakan waktu dengan baik, agar orang tersebut bisa mengambil pelajaran dan bersyukur atas nikmat waktu yang Alloh anugerahkan kepadanya.
Alloh telah berfirman :
{ وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا }
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (QS. Al-Furqan : 62 )
Yaitu dengan perputaran waktu, maka manusia dapat mengambil pelajaran yang sangat penting mengenai tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah serta menjalankan Syariat-Nya, mengingat ajal yang pasti akan menjemputnya, dan mempersiapkan bekal bagi kehidupan di akhiratnya yang kekal dan abadi.
Ketiga : Islam telah memberikan pujiannya serta mensifati orang-orang yang mengisi waktunya dengan berfikir dan menjalankan ketaatan dijalan Alloh dengan sebutan Ulil Albab (Orang yang berakal).
Alloh telah berfirman :
{ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ }
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (QS. Ali Imran : 190)
Berdasarkan ayat diatas, maka orang-orang yang tidak bisa mensyukuri serta mengisi waktunya dengan berfikir dan menjalankan ketaatan dijalan Alloh maka tidaklah pantas untuk sikatakan sebagi manusia yang berakal, wal `iyadzu billah.
Keempat : Waktu adalah nikmat & karunia Alloh yang terlupakan oleh kebanyakan manusia.
Rasululloh pernah bersabda :
(( نعمتانِ مغْبونٌ فيهما كثيرُ من الناس : الصِحةُ والفراغُ ))
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan dan Waktu Luang ” (HR. Bukhari)
Akan tetapi, sangat disayangkan sekali, banyak sekali manusia yang lalai akan kedua nikmat ini. Dan merekapun baru menyadari akan besarnya nikmat ini setelah mereka kehilangannya. Kehilangan kesehatan yang telah berganti dengan sakit menahun yang berkepanjangan tidak diketahui ujungnya, dan kehilangan Waktu luang yang telah berganti dengan kegiatan dan kesibukan yang tiada henti dan datang secara bertuni-tubi, wal `iyadzu billah.
Kelima : Kita akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Alloh akan waktu yang telah kita pergunakan.
Rasululloh pernah menjelaskan hal ini didalam sabdanya :
(( لنْ تزُولَ قدما عبد يوم القيامة حتى يُسألُ عن أربع :
عن عمره فيما أفناه ، وعن شبابه فيما أبلاه ، وعن علمه ماذا عمِل به ،
وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه ))
“Tidak tergelincir kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal : Umurnya; dihabiskan untuk apa, Waktu mudanya; digunakan untuk apa, Ilmunya; apakah diamalkan atau tidak, Hartanya; darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya” (Hadist Hasan, Riwayat Tirmidzi )
Dan sebagai bahan perenungan bersama,
Apakah umur, masa muda, serta waktu kita telah dipakai untuk menggapai keRidhoan Alloh ??
Ataukah justru kita biarkan berlalu dan terbuang dengan sia-sia dengan berbagai kemaksiatan ??
Renungkanlah sebelum terlambat…..,
Keenam : Umat manusia benar-benar berada didalam kerugian yang nyata apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah seoptimal mungkin untuk berjalan diatas ketaatanNya.
{ وَالْعَصْرِ, إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ, إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ }
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-`Ashr: 1-3).
penulis: Ummu Yasir
sumber: http://mutiarahikmah.com
0 comments:
Post a Comment