Share
div id='fb-root'/>

Sunday, December 18, 2011

Menempuh Perjalanan 1 Bulan Untuk Meraih 1 Hadits

Share on :


Masjid 136
Pembaca yang dimuliakan Allah Ta’ala, ada kisah yang sangat mengagumkan dari kebiasaan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mencari sunnah-sunnah beliau shallallahu ‘alihi wa sallam. Betapa besarnya kecintaan mereka kepada sunnah Nabi-Nya sampai-sampai ada di antara mereka yang rela menempuh perjalanan satu bulan ke negeri Syam untuk mendapatkan satu hadits Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam yang belum pernah dia dengar. Pernahkah Anda mendengar kisah seorang sahabat yang mengagumkan ini? Siapakah sababat yang mulia ini?
Beliau adalah Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat th. 78 HKami hadirkan kisah beliau di sini dengan harapan semoga bisa membangkitkan semangat kita untuk mempelajari sunnah-sunnah Nabi kita sebagaimana para sahabat yang begitu semangat mempelajari sunnah Nabi mereka.
Berkaitan dengan kisah seorang sahabat yang mulia ini, kami tidak akan menceritakannya langsung kepada Anda karena bagaimana pun juga beliau sendirilah yang paling berhak menceritakannya. Marilah kita luangkan waktu kita sejenak untuk mendengar beliau menceritakan kisah perjalanannya.
Jabir bin ‘abdillah radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

بَلَغَنِي حَدِيْثٌ عَنْ رَجُلٍ سَمِعَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Telah sampai kabar kepadaku bahwa seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, (sedangkan aku belum mendengarkan darinya).

فَاشْتَرَيْتُ بَعِيْرًا، ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَيْهِ رَحْلِي فَسِرْتُ إِلَيْهِ شَهْرًا
حَتَّى قَدِمْتُ عَلَيْهِ الشَّامَ، فَإِذَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أُنَيْسٍ،
فَقُلْتُ لِلْبَوَّابِ: قُلْ لَهُ جَابِرٌ عَلَى الْبَابِ.
فَقَالَ: ابْنُ عَبْدِ اللهِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ

Maka, aku membeli seekor unta. Aku menempuh perjalanan selama 1 bulan hingga aku sampai ke negeri Syam. Ternyata orang itu adalah ‘Abdullah bin Unais al-Anshari radhiyallahu ‘anhu. Aku pergi ke rumahnya, dan ketika sampai di depan pintu rumahnya, akau berkata kepada penjaga pintu, “Katakanlah kepadanya bahwa Jabir ada di depan pintu!” Dia bertanya, “Jabir bin ‘Abdillah?!” Aku menjawab, “Iya.”

فَخَرَجَ يَطَأُ ثَوْبَهُ فَاعْتَنَقَنِي وَاعْتَنَقْتُهُ،
فَقُلْتُ: حَدِيْثًا بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقِصَاصِ،
فَخَشِيْتُ أَنْ تَمُوْتَ أَوْ أَمُوْتَ قَبْلَ أَنْ أَسْمَعَهُ

Penjaga pintu itu lalu pergi, dan beberapa saat kemudian datanglah ‘Abdullah bin Unais. Ia memelukku dan aku membalas pelukannya. Kemudian aku berkata, “Aku mendengar ada sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang qishosh (di Akherat), sedangkan aku belum mendengarnya. Aku khawatir kalau aku atau engkau meninggal sebelum aku mendengarnya.”

قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ -أَوْ قَالَ: الْعِبَادُ- عُرَاةً غُرْلاً بُهْمًا

‘Abdullah bin Unais mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Allah akan menghimpun manusia pada hari Kiamat.” –atau beliau bersabda: “Allah akan menghimpun sekalian hamba pada hari Kiamat.”– dalam keadaan telanjang, tidak dikhitan, dan buhman.

قُلْنَا: وَمَا بُهْمًا؟ قَالَ: لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ

Para sahabat bertanya, “Apa itu buhman?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak punya apa-apa.”

ثُمَّ يُنَادِيْهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مِنْ قُرْبٍ: أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا الدَّيَّانُ

Kemudian Allah memanggil mereka dengan suara yang dapat didengar oleh orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang yang dekat: “Aku adalah Malik (Raja). Aku ad-Dayyaan (Yang Maha Kuasa memutuskan perkara).”

وَلاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ
وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ،
وَلاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، حَتَّى اللَّطْمَةُ.

Tidak patut bagi seorang calon penghuni Neraka untuk masuk Neraka, sedangkan masih ada seorang calon penghuni Surga menuntutnya dengan kezhaliman yang pernah dilakukan. Tidak patut pula bagi seseorang yang seharusnya masuk Surga untuk masuk Surga, sedangkan masih ada seorang calon penghuni Neraka menuntutnya dengan kezhaliman yang pernah dilakukan., walaupun sekedar tamparan.”

قُلْنَا: كَيْفَ وَإِنَّا إِنَّمَا نَأْتِي اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عُرَاةً غُرْلاً بُهْمًا؟
قَالَ: بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ

Kami (para sahabat) bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi, sementara kita menemui Allah dalam keadaan telanjang, belum dikhitan, dan tidak punya apa-apa?!” Beliau menjawab, “(Mereka diqishosh) dengan kebaikan dan keburukan.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod, no. 970; dan Ahmad, III/495. Hadits di atas adalah lafadz Ahmad. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shohiih al-Adab al-Mufrod, no. 746 dan Silsilah ash-Shohiihah, I/301).

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More