Janji Iblis kepada Allah Ta’ala setelah dikeluarkan dari surga:
{قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)}
Artinya: “Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” QS. Al A’raf: 16-17.
Makna dari: “dari jalan Engkau yang lurus”
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “dari agama-mu yang lurus." Abdullah bin Mas’udradhiyallahu ‘anhu berkata: “dari Al Quran.” Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: “dari Islam.” Mujahid rahimahullah berkata: “dari kebenaran”
Seluruh tafsiran masuk ke dalam sebuah makna yaitu: dari jalan yang mengantarkan kepada Allah Ta’ala.
Makna dari: “kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka.”
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “dari sisi kehidupan akhirat, yaitu dengan mendustakan hari kebangkitan, surga dan neraka.”
Makna dari: “dan dari belakang mereka”
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “saya akan senangkan kepada mereka tentang kehidupan dunia mereka”.
Abu Shalih rahimahullah berkata: “saya akan meragu-ragukan kepada mereka tentang kehidupan akhirat dan menjauhkan mereka darinya”.
Makna dari: “dari kanan mereka”.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Saya akan samarkan kepada mereka perkara agama mereka.”
Abu Shalih berkata: “aku akan ragu-ragukan kepada mereka kebenaran.”
Makna dari: “dari kiri mereka”.
Al Hasan Al Bashri berkata: “Saya akan memerintahkan dan mendorong mereka untuk melakukan dosa dan memperindah dosa tersebut dalam pandangan mereka”.
Abdullah bin Abbas berkata: “dan Iblis tidak mengatakan “saya akan menggangu mereka dari atas mereka, karena dia mengetahui bahwa Allah dari atas mereka”.
Salah satu tipu daya Iblis/setan terhadap manusia sesuai dengan janjinya di atas: Meletakkan kepada manusia sikap ghuluw (terlalu berlebihan) atau sikap taqshir (terlalu meremehkan).
قال بعض السلف: ما أمر الله تعالى بأمر إلا وللشيطان فيه نزغتان، إما إلى تفريط وتقصير وأما إلى مجاوزة وغلو ولا يبالي بأبها ظفر
Tidak Allah memerintahkan sebuah perintah melainkan setan memeliki dua tipu daya di dalamnya; baik berupa sikap condong kepada terlalu meremehkan dan merendahkan atau sikap terlalu conodng kepada melampaui batas dan berlebihan, dan dia (setan/iblis) tidak perduli dengan mana dari dua sikap tersebut dia mendapatkan keuntungan.
Contoh-contohnya:
- Ada orang terlalu meremehkan di dalam melakukan hal-hal yang wajib di dalam bersuci (berwudhu dsb) dan ada orang yang terlalu berlebihan di dalam bersuci, sehingga membasuh yang tidak perlu dibasuh.
- Ada orang yang terlalu meremehkan di dalam makan, minum sehingga menyakiti badan dan ada orang yang terlalu berlebihan di dalam makan, minum di luar batas kemampuan sehingga mendatangkan badan.
- Ada orang yang terlalu meremehkan kedudukan para nabi ‘alaihimusslam dan para kerabatnya sampai membunuh mereka da nada orang yang terlalu berlebihan mengagungkan mereka sampai menyembah mereka.
- Ada orang yang terlalu meremehkan dalam berhubungan sosial dengan orang lain, terlalu menyendiri, tidak mau bergaul dan ada orang yang terlalu berlebihan dalam hal ini, bergaul dengan siapa saja sampai bergaul kepada orang yang suka berbuat maksiat atau dosa.
- Ada orang yang terlalu meremehkan dalam menuntut ilmu agama, tidak mau menuntut, menganggap tidak penting dan ada orang yang terlalu berlebihan menuntut ilmu agama, dengan cara mengoleksi ilmu tanpa di amalkan.
- Ada orang yang terlalu meremehkan kesehatan, melarang dirinya makan sesuatu yang sebenarnya baik buat kesehatan dan ada orang yang terlalu berlebihan seluruh makanan dan minuman dimakan sampai yang harampun dimakan atau diminum.
- Ada orang yang terlalu meremehkan dengan tidak mau dan tidak menganggap penting menikah dan ada orang yang terlalu berlebihan sampai melakukan perbuatan zina.
- Ada orang yang terlalu meremehkan kedudukan para ulama dan ada yang terlalu berlebihan di dalam hal ini, shingga mereka menyembah ulama tersebut selain Allah ta’ala.
- Ada orang yang terlalu meremehkan fatwa ulama dan orang yang terlalu berlebihan dengan fatwa mereka sehingga lebih mengedapankan fatwa mereka dibandingkan dengan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jika dilihat dosa dan kesalahan yang dilakukan anak keturunan Adam ‘alaihissalam, sebabnya tidak lebih dari dua trik iblis ini yaitu; terlalu condong kepada sikap meremehkan atau terlalu condong kepada sikap berlebihan.
Silahkan contoh lainnya bisa dicari sendiri. Semoga bermanfaat.
Dinukil dari kitab Mawarid Al Aman Al Muntaqa Ighatsat Al Lahafan fi Mashayid Asy Syaithan, karya Syeikh Ali Hasan bin Abdul Hamid hafizhahullah, oleh Ahmad Zainuddin, Dammam KSA, Ahad,19 Jumadal Akhirah 1432 H.
0 comments:
Post a Comment