1. Apakah selama ini anda merasakan bahwa semua yang anda kerjakan dalam hidup semata anda persembahkan untuk Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, atau untuk kepentingan lain?
2. Apakah anda yakin semua yang anda lakukan di dunia ini akan memberikan anda kehidupan yang terhormat di akherat kelak?
3. Pernahkan anda merasakan bahwa agama yang anda anut selama ini adalah sebuah pilihan hidup yang anda putuskan melalui suatu proses pencarian dan perenungan yang panjang, atau sekedar sebuah warisan sosial yang lebih banyak mengatur sisi ritual hidup anda?
4. Apakah selama ini anda merasa bahwa pekerjaan anda di kantor merupakan sebuah rangkaian ibadah anda kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, seperti yang anda rasakan ketika anda melakukan salat lima waktu?
5. Mengapa menurut anda Allah Subhaanahu Wa Ta’ala tidak memberitahukan kepada kita sebagai manusia jadwal kedatangan ajal kita?
6. Kalau anda diberi pilihan, anda umur berapa anda merasa tepat meninggal dunia? Mengapa?
7. Jika sekarang anda meninggal dunia, apakah anda merasa sudah siap dan akan cukup tenang menghadapinya?
8. Jika sekarang anda meninggal dunia, apakah anda cukup yakin bahwa bekal amal anda sudah memadai mengantar anda menuju surga?
9. Jika sekarang anda meninggal dunia, apakah suasana yang anda bayangkan akan anda temui di alam barzah (kubur)? Pernahkan anda membayangkan situasi itu sebelumnya?
10. Jika sekarang anda meninggal dunia, apa yang menurut anda akan membuat orang lain di dalam keluarga anda atau di lingkungan kantor anda menangisi kepergian anda? Apakah anda mempunyai jasa tertentu yang menurut anda akan membuat mereka kehilangan dengan kepergian anda?
11. Jika sekarang anda meninggal dunia, dosa-dosa apakah yang telah anda lakukan kepada Allah yang sangat anda inginkan untuk diampuni supaya tidak mendapatkan siksa kubur karenanya?
12. Jika sekarang anda meninggal dunia, kesalahan-kesalahan apakah yang telah anda lakukan kepada orang lain di dalam keluarga, atau di lingkungan kantor, atau di lingkungan pergaulan masyarakat yang sangat anda inginkan untuk dimaafkan, tetapi tidak sempat anda sampaikan kepada mereka?
13. Jika sekarang anda meninggal dunia, rencana-rencana kebaikan apakah yang telah anda buat dan belum sempat anda selesaikan?
14. Jika sekarang anda meninggal dunia, apakah menurut anda ada orang-orang tertentu yang merasa senang dengan kepergian anda? Siapa sajakah mereka? Mengapa menurut anda mereka senang?
15. Jika anda diberi kesempatan kedua kembali ke dunia setelah kematian, perbaikan-perbaikan apa saja yang akan anda lakukan dalam hidup anda? Bisakah anda merincinya? Mengapa menurut anda perbaikan-perbaikan itu harus anda lakukan?
Sebuah renungan yang menakjubkan, subhaanallaah, begitulah wajah umat Islam Indonesia umumnya, mungkin juga wajah umat Islam pada khususnya, sungguh tragis, dan memilukan, semoga kita semua sadar akan keislaman kita.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Ingat pada Allah hanya lima waktu itu saja. Dan pada masa lainnya saya lupa padaNya. Jika Sholat saya 10 menit , maka cuma 10 menit itu saja ingat padaNya. Mungkin dalam 10 menit itu pun saya masih ingat selain daripadaNya.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya tidak bersyukur padaNya. Padahal dulunya saya amat susah. Allah yang memberi rezeki pada saya. Dengan rezeki itu saya dapat membeli rumah. Dengan rezeki itu saya dapat menampung keluarga. Dengan rezeki itu saya dapat membeli kendaraan dan sebagainya. Tapi.. hati saya masih belum puas. Saya masih tamak akan harta dunia dan masih menganggap serba kekurangan.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya masih menggunakan perkataan yang tidak sopan kepada teman teman. Saya sering menyakiti hati mereka. Saya sering menghina mereka. Saya sering menghina keturunan dan bangsa mereka seolah olah keturunan dan bangsa saya saja yang paling baik. Padahal saya sendiri tidak tahu persis tempat saya di mahsyar nanti.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya masih sombong dengan ilmu yang saya miliki. Saya masih sombong dengan amal perbuatan yang telah saya perbuat. Saya masih sombong dengan ibadah yang saya lakukan. Saya masih sombong dan menganggap sayalah yang paling pandai. Saya masih sombong dan merasa saya paling dekat dengan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Dengan berbagai macam cara dan berbagai argumen saya debat mereka yang tidak sehaluan dengan saya dan saya hancurkan Rumah Ibadah mereka, saya aniaya dan saya siksa mereka dan keluarga mereka. Padahal saya sendiri belum tahu , ridhokah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dengan apa yang telah saya perbuat itu?
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya masih menggunakan ilmu hitam untuk menjatuhkan musuh musuhku. Saya menggunakan uang bahkan harta serta pangkat dan kekuasaan untuk menjatuhkan manusia yang saya tidak suka.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya amat bakhil dan kikir mengeluarkan uang untuk zakat dan sedekah kepada fakir miskin atau kepada anak yatim piatu kerena saya takut hartaku habis dan jatuh miskin.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya masih menyimpan sifat dengki dan khianat kepada teman teman yang sukses dinaikkan pangkatnya atau dinaikan gajinya dan atau berhasil dalam usahanya, padahal mereka berusaha dan bekerja sungguh sungguh dan saya hanya bekerja seperti hidup segan mati tak mau.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya mengabaikan anak isteri yang kelaparan dan menderita di rumah, kerena saya merasa sebagai raja di dalam rumah tangga dan boleh berbuat sesuka hati.
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Masih merengut dan mencaci-maki bila saya ditimpa musibah, walaupun sebenarnya saya tahu sesuatu musibah itu datangnya dari Allah, karna perbuatan dan prilaku saya sendiri. Seharusnya saya sadar kepada siapakah saya mencaci maki itu?
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Menuntut ilmu semata mata mempersiapkan diri untuk berdebat dengan orang lain atau untuk menduga keilmuan mereka dan sengaja mencari cari yang tidak sehaluan dengan saya, dan memaksa mereka mengikuti jejak langkah saya, padahal seharusnya saya sadar tujuan kita menuntut ilmu adalah supaya kita dapat berbuat amal sholeh dan beribadah dengan khusyuk dan tidak melakukan syirik kepada Allah (mempersekutukan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dengan yang lainNya).
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya enggan melaksanakan serta kurang bahkan tidak faham dengan firman Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dalam Al Quran QS: Al-Ankabut(29): 45 yang artinya
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Saya Sholat Lima Waktu Tapi….
Saya tidak faham dan tidak tahu dan tidak menjalankan dengan benar firman Allah dalam QS :Al Maa´uun(107), yang artinya,
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
________________________
Grup facebook MESSAGE TAUSHIYAH.COM
________________________
Grup facebook MESSAGE TAUSHIYAH.COM
0 comments:
Post a Comment